Saat berada di rumah sakit kedua, Rara merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Belum hilang dari ingatan kejadian yang baru saja terjadi. Rara merasa seperti ada energi lain yang tak terlihat wujudnya.
"Tapi, karena saya mulai pusing dan sangat lemas, pikiran itu saya buang. Tidak mau dengan adanya pikiran itu, tubuh saya semakin ngedrop," ujarnya.
Entah bagaimana, Rara merasakan sekali lagi energi itu. Pikirannya kembali ke ucapan dokter di rumah sakit pertama. 'Apakah ini sosok yang sama di rumah sakit pertama?' tanyanya dalam hati.
Lenyap. Rara tak ingat apa-apa lagi. Sampai akhirnya Rara bangun dari koma panjang, kata ibu dan tantenya. Ya, tubuhnya baru kembali sadar setelah 'tidur' beberapa hari. Rara masih merasa tidak enak. Tubuhnya masih sakit, badan lemas, tidak nyaman sekali. Dalam kondisi ini, Rara hanya bisa tidur di atas kasur.
Setelah kejadian kala itu, Rara jadi mudah sakit. Mengetahui hal ini, Rara dibawa ke orang pintar. Saat konsultasi, si orang pintar ini bilang, "Sekarang tubuh Rara dijaga neneknya sendiri. Sang nenek tidak mau melepaskan tubuh Rara dan tidak ingin kejadian berbahaya terjadi pada cucunya."
Sejak saat itu hingga sekarang, arwah sang nenek masih ada di tubuh Rara. Jika dia merasa ada yang buruk atau dipertemukan dengan orang yang berniat jahat, tubuhnya akan merespon. Memberi sinyal. Itu semacam bentuk komunikasi arwah sang nenek pada Rara.
"Tapi, karena kondisi ini juga, saya jadi mudah merasakan energi tak kasat mata. Untungnya, saya tidak diberi kemampuan untuk melihat, hanya merasakan. Jadi, masih terbilang aman. Saya menganggap, ini adalah cara nenek sayang sama saya. Selalu menjaga saya dengan caranya sendiri," tutup Rara.
(Helmi Ade Saputra)