“Saya enggak berani ngelawan. Takut diikutin besok-besoknya dan malah di apa-apain. Jadi daripada lebih parah, mending kabur saja. Saya hanya bisa berzikir dan gak berani liat muka pelakunya,” terangnya.
Uni pun berpesan kepada semua orangtua, khususnya bagi yang memiliki anak perempuan untuk dibekali dengan edukasi tentang pelecehan seksual. Nantinya, pelajaran tersebut dapat berguna bagi sang anak, apabila sewaktu-waktu mengalami pelecehan seksual di tempat umum.
“Soalnya dulu waktu kecil saja semua orang boleh nyium. Jadi saya antara ngerasa dilecehin sama diisengin tanpa maksud atau dia memang enggak sengaja agak nyaru. Emang orangtua harus menjelaskan sih ke anak soal pelecehan seksual. Enggak boleh tabu,” tuntasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)