4. Banyak variasi :
Hadir di banyak negara Asia Tenggara, membuat cendol jadi banyak mempunyai nama sebutan dan juga variasi penyajiannya di masing-masing negara. Di Vietnam, disebut Chè Ba Màu yang berarti "makanan penutup tiga warna" karena metode dalam menyiapkan hidangan, jeli beras hijau dilapisi di atas kacang hijau tumbuk, dicampur oleh kacang merah baru kemudian dicampur dengan es serut dan santan. Metode penyajian Vietnam sama dengan yang di Kamboja. Di Thailand, disebut Lot Chong yang mana hadir sebagai minuman yang disajikan dingin. Di di Indonesia, terutama Kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah minuman ini disebut Es Cendol. Beda lagi dengan di Myanmar, di sini cendol diberi nama Mont Let Saung yang disajikan bersamaan dengan Tahun Baru Burma Mirip dengan Thailand. Dihidangkan dengan cara yang sama hanya dengan satu sendok teh tambahan gula aren, memberikan hidangan penutup ini memiliki penampilan coklat yang unik dan khas. Lalu di Malaysia, cendol disebutkan disajikan seperti hidangan Ais Kacang yang terdiri dari banyak topping seperti jagung, kacang merah, teh susu, sirup, kacang tanah, dan butiran mutiara. Walau berbeda-beda variasinya, namun pada dasarnya hal ini menunjukkan betapa miripnya 10 negara di Asia Tenggara ini dalam hal selera lidah.
5. Menjelajah ke seluruh negeri berkat Inggris :
Hasil dari kolonialisasi Inggris, yang disebutkan datang ke kota-kota pelabuhan di Malaya sambil membawa es melalui teknologi kapal berpendingin. Bahkan, pada pertengahan abad ke-19, sudah ada kapal reefer, atau kapal kargo berpendingin. Kapal-kapal ini mampu membawa barang-barang seperti daging sapi beku. Jadi, para sejarawan percaya bahwa orang-orang yang tinggal di kota-kota pelabuhan Melaka, Melaka dan Penang pada waktu itu memiliki akses untuk mendapatkan es, yang pada akhirnya digunakan untuk bereksperimen dengan makanan.
(Santi Andriani)