Bahkan, Wishnatzki yang menciptakan Harv dengan mantan insinyur Intel Bob Pitzer, salah satu aktor di balik serial televisi ternama “BattleBots," telah menginvestasikan sekitar Rp42 miliar dari uang mereka sendiri.
Satu robot Harv diprogram untuk menjalani pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh 30 pekerja manusia. Cara kerjanya pun terbilang efektif dan efisien. Semua robot akan melayang di lebih dari selusin baris tanaman pada saat yang sama, memetik lima stroberi setiap detik, hingga mencakup delapan hektar lahan sehari.
Teknologi robot ini semakin menarik bagi para petani, mengingat kebijakan imigrasi pemerintahan Trump yang lebih ketat dalam menekan pasokan pekerja musiman, serta Pabrikan mengalami evolusi serupa. Pabrik A.S. telah meningkatkan hasil selama dua dekade terakhir dengan tenaga kerja yang lebih kecil, berkat mesin yang meningkatkan efisiensi.
Seperti diketahui, setengah dari 850.000 buruh tani di Amerika Serikat ternyata bekerja secara ilegal. Data tersebut diambil dari dokumen resmi Departemen Tenaga Kerja di tahun 2016. Demikian dilansir dari, Washington Post, Jumat (22/2/2019).
(Santi Andriani)