Selanjutnya para peneliti mengidentifikasi sembilan paparan total yang mengganggu fungsi paru-paru dengan DINP (Diisononyl phthalate) dan DEHP (di-2-ethylhexyl phthalate). Keduanya dipilih karena menunjukkan asosiasi terkuat. Selain itu, keduanya juga digunakan dalam berbagai produk plastik dan dapat diserap melalui kulit.
"Ini adalah studi pertama yang menerapkan pendekatan paparan untuk mengidentifikasi hubungan antara paparan selama masa kehamilan dan masa kanak-kanak dengan berbagai faktor lingkungan. Identifikasi ini penting untuk melihat penurunan fungsi paru-paru sehingga mewakili paradigma baru dalam penelitian kesehatan lingkungan", jelas Martine Vrijheid selaku peneliti dari ISGlobal seperti yang dikutip Okezone dari Independent, Jumat (8/2/2019).
Martine mengatakan penelitian yang dilakukannya bersama tim dapat memiliki implikasi signifikan dari perspektif kesehatan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat dapat melakujan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi paparan zat kimia yang diidentifikasi. Selain itu, mungkin diperlukan peraturan yang lebih ketat dan pelabelan produk konsumen untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada masyarakat.
"Langkah tersebut dapat membantu mencegah penurunan fungsi paru-paru pada masa kanak-kanak dan bermanfaat bagi kesehatan dalam jangka panjang," pungkas Marti
(Helmi Ade Saputra)