Ia menambahkan, hingga saat ini roti hasil penemuan tersebut dikaitkan dengan masyarakat awal yang mengembangkan budaya bercocok tanam. Mereka diketahui memulai budaya pertanian dengan menanam sereal dan kacang-kacangan. Roti tertua sebelumnya ditemukan di sebuah situs di Turki dengan perkiraan usia 9.100 tahun.
“Kami sekarang akan meneliti apakah ada hubungannya antara produksi roti dengan awal-awal budaya bercocok tanam. Mungkin saja roti memunculkan inisiatif dari orang-orang pada masa itu untuk mulai menanam dan bertani, jika itu menjadi makanan yang diinginkan,” imbuh Arranz-Otegui.
Para peneliti juga sudah mencoba memproduksi ulang roti berdasarkan bahan-bahan dan resep dari masa pra-sejarah tersebut. Mereka berhasil membuat tepung dari jenis umbi yang digunakan oleh para nenek moyang dalam resep tersebut. Mau tahu rasanya?
“Rasa dari umbi-umbian ini sangat asin dan punya tekstur yang kasar seperti berpasir. Tapi, rasanya juga sedikit manis,” tukas Arranz-Otaegui.
(Helmi Ade Saputra)