SEJAK zaman dahulu kala, para wanita pada masanya telah mengaplikasikan make-up. Kendati demikian, alat kecantikan yang mereka gunakan bukanlah berbentuk lipstik, eyeliner, atau pun eyeshadow.
Zaman dahulu mereka banyak menggunakan bahan-bahan alami untuk memberi efek kemerahan pada pipi atau bibir, atau untuk memberi efek tebal pada alis. Namun, tahukah Anda terdapat cara-cara aneh yang diterapkan oleh mereka dalam bermake-up.
Berikut adalah tujuh tren kecantikan aneh yang dilakukan oleh wanita zaman dahulu, seperti dikutip Bustle.
Alis dari bulu kambing
Orang-orang pada zaman Yunani kuno menganggap bahwa alis yang tebal dan terhubung satu sama lain (unibrow) menandakan kecerdesan dan kecantikan. Oleh karena itu, bagi wanita yang tidak memiliki unibrow, akan melakukan cara, seperti menghubungkan alis mereka dengan kohl (menyerupai eyeliner) atau bubuk gelap. Bahkan, ada pula yang nekat menghubungkan alis dengan bulu kambing.
Berpenampilan ala Marie Antoinette
Pada era Victoria, riasan wajah menonjolkan pada sisi bersih, halus, dan natural. Bahkan, tak jarang beberapa wanita memiliki warna kulit wajah yang cenderung pucat hingga pembuluh darah tampak terlihat di balik kulit. Lantaran tampilan wajah tersebut sangat diidamkan oleh banyak wanita, maka tak sedikit yang membuat pembuluh darah palsu menggunakan pensil biru agar pembuluh darah mereka tampak menonjol.
Menghilangkan bulu mata
Saat ini banyak wanita yang menginginkan bulu mata panjang dan lentik, bahkan tak jarang melakukan ekstensi bulu mata. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada zaman abad pertengahan. Di zaman abad pertengahan, dahi dianggap sebagai bagian terseksi dari wajah wanita. Oleh karena itu, para wanita di zaman tersebut kerap menghilangkan bulu mata untuk menonjolkan wajah mereka.
DIY blush era Victoria
Di zaman Victoria, make-up tebal dianggap sebagai wanita murahan, sementara riasan cenderung alami menunjukkan sisi kesopanan. Para wanita era Victoria memilih menggunakan cara alami untuk membuat tampilan bibir atau pipi merah. Misalnya, mencubit pipi atau menggigit bibir sekeras-kerasnya untuk memberi efek kemerahan. Menjadi cantik terkadang menyakitkan, bukan?
Gigi hitam
Selama ratusan tahun di era Meiji, wanita Jepang menganggap mewarnai gigi menjadi hitam merupakan standar kecantikan. Tren kecantikan ini dinamakan Ohaguro. Cara menghitamkan gigi, umumnya menggunakan kayu manis atau jenis rempah-rempah lainnya. Ohagura dihentikan pada 1870-an ketika permaisuri Jepang mulai memutihkan gigi sebagai langkah modernisasi.
Tampilan wajah pucat
Masyarakat di abad ke-18 senang dengan wajah yang pucat. Namun, cara yang dilakukan mereka untuk mendapatkan wajah pucat terbilang cukup berbahaya. Pasalnya, mereka menggunakan timah putih dan cuka, wanita memakai bedak hanya sebagai make-up yang memutihkan.
Timah putih diklaim dapat menghapus bintik-bintik pada kulit. Terkadang mereka juga menambahkan sedikit timbal merah untuk memberi efek kemerahan di wajah. Padahal, bahan-bahan tersebut sangat tidak dianjurkan untuk diterapkan pada wajah.
Mengonsumsi arsenik
Cara kecantikan ekstrem lainnya untuk mendapatkan tampilan wajah putih adalah dengan mengonsumsi arsenik. Jenis produk mematikan ini dianggap dapat mengatasi masalah wajah dan memutihkan kulit.