JAKARTA - Darah tinggi dan darah rendah menjadi masalah kesehatan yang patut diwaspadai masyarakat. Keduanya memiliki gejala yang berbeda, namun sama-sama penting diperhatikan karena dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Tekanan darah tinggi dikenal dengan istilah hipertensi, sementara tekanan darah rendah disebut hipotensi.
Dua gangguan tekanan darah ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Tekanan darah tinggi merupakan kondisi umum yang memengaruhi arteri tubuh.
Jika seseorang memiliki tekanan darah tinggi, kekuatan darah yang mendorong dinding arteri secara konsisten juga terlalu tinggi. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Secara umum, hipertensi adalah kondisi tekanan darah sekitar 130/80 mm Hg atau lebih tinggi. American College of Cardiology dan American Heart Association membagi tekanan darah menjadi empat kategori umum.
Tekanan darah normal: sekitar 120/80 mm Hg atau lebih rendah
Tekanan darah meningkat: 120–129 mm Hg dengan angka bawah di bawah 80 mm Hg
Hipertensi stadium 1: 130–139 mm Hg atau angka bawah 80–89 mm Hg
Hipertensi stadium 2: ≥140 mm Hg atau angka bawah ≥90 mm Hg
Tekanan darah >180/120 mm Hg dianggap darurat atau krisis hipertensi
Sementara itu, tekanan darah rendah merupakan kondisi berbeda dari hipertensi. Hipotensi umumnya dianggap sebagai tekanan darah lebih rendah dari 90 mm Hg.
Tekanan darah rendah sering kali tidak menimbulkan gejala dan dianggap tidak berbahaya. Namun faktanya, hipotensi juga dapat mengancam jiwa bila terjadi secara ekstrem.
Hipertensi dan hipotensi memiliki gejala yang berbeda. Mengenali tanda-tandanya penting agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.
Gejala Hipertensi
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, Selasa (16/9/2025), tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki tanda atau gejala, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Mengukur tekanan darah adalah satu-satunya cara mengetahui apakah seseorang mengalami hipertensi.
Namun, beberapa penderita mungkin merasakan:
Gejala tersebut tidak spesifik dan biasanya baru muncul ketika tekanan darah sudah sangat tinggi atau mengancam jiwa.
Gejala Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa berbahaya. Perubahan hanya 20 mm Hg dapat menimbulkan keluhan, seperti dari 110 mm Hg sistolik turun menjadi 90 mm Hg sistolik. Kondisi ini dapat menyebabkan pusing atau pingsan.
Gejala hipotensi meliputi:
Tekanan darah rendah yang ekstrem dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai syok. Gejalanya antara lain:
(Kurniasih Miftakhul Jannah)