JAKARTA – Viral seorang ibu menangis berharap mendapat keadilan dari kasus anaknya yang diduga dianiaya di sekolah. Seorang anak SD diduga dianiaya hingga matanya merah dan lebam.
“Sedih aku, enggak terima aku, aku berdoa ya Allah, siapa dek, ngomong dek, aku kasihan dengan kau dek,” kata seorang ibu bernama Erna sambil menangis.
Untuk diketahui, bocah bernama Fatiyah ini diduga mengalami kekerasan di sekolah. Awalnya, pada 27 Oktober 2025, ibu Fatiyah bernama Erna menjemput anaknya di SD 150 Sungai Tenang, Gandus. Erna terkejut dengan kondisi Fatiyah saat dijemput di sekolah. Matanya dalam keadaan seperti di foto ini, merah kedua mata dan lebam di sekitar mata.
Erna pun langsung menanyakan kepada guru yang ada di kelas, “Apa yang terjadi kepada Fatiyah?” Tak mendapatkan jawaban jelas, guru di kelas itu bilang, “Bukan aku,” dan ketika ditanya kepada guru yang lain jawabannya, “Tidak tahu,” bahkan ada yang bilang, “Mungkin karena efek main handphone.”
Erna tak terima dengan jawaban tersebut karena Fatiyah sangat jarang sekali memegang handphone. Dia menduga luka di matanya juga memar seperti kena pukulan atau benda tumpul.
Ketika Bu Erna bilang ingin melaporkan ke pihak berwajib, salah satu guru merespons seperti ini, “Jangan asal tuduh, nanti kamu bisa dilaporin balik.” Mendengar kalimat tersebut, Erna jadi takut untuk melaporkan hal itu karena tidak ada bukti CCTV dan tidak ada saksi, sebab semua murid di sana ketika ditanyakan hanya menjawab, “Tidak tahu.”
Fatiyah sendiri mengalami trauma berat setiap ditanyakan, “Siapa yang pukul adek? Matanya kena apa?” Dia tidak pernah menjawab dan berlari ketakutan.
Keesokan harinya, hari Selasa, 28 Oktober, Fatiyah dibawa ke RS Bunda untuk melakukan pemeriksaan. Hasilnya, pembuluh darah di area sekitar mata Fatiyah pecah, diduga kena pukulan atau benda tumpul.
Hingga tanggal 2 November, kedua mata Fatiyah masih terasa sakit dan merahnya belum juga hilang padahal sudah minum obat. Kalau siang, dia tidak terlalu rewel, tapi setiap malam dia selalu merintih kesakitan.
Ibu Fatiyah berharap kasus ini bisa ditindak tegas dan berharap mengetahui apa yang terjadi dengan putrinya. Ia mengaku siang malam menangis meminta keadilan. “Kami cuma rakyat kecil dan tidak ada keberanian untuk hal ini. Harapan saya dan teman-teman, semoga kasus ini bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)