JAKARTA – Orang Singapura kini ikut terseret dalam perbincangan panas di media sosial usai muncul isu rasis terhadap warga Asia Tenggara. Hal ini bermula dari viralnya cuitan kreator asal Korea Selatan, Kangmin Lee, yang mengomentari kebiasaan orang Asia Tenggara makan nasi dengan tangan.
Pernyataan itu dinilai rasis dan menuai kecaman luas di platform X (Twitter).
Masalah tersebut semakin melebar setelah seorang warga Amerika bernama Sydney Watson mengaku memiliki teman asal Singapura yang pernah menyebut orang Asia Tenggara sebagai “Jungle Asians” alias “orang hutan Asia”. Ucapan ini sontak memicu kemarahan publik karena dianggap merendahkan.
Dampaknya, warga Singapura juga ikut dihujat, apalagi setelah muncul kembali video lama seorang wanita Singapura yang mengaku tidak mandi pagi sebelum berangkat kerja.
Video itu sempat viral di TikTok, memperlihatkan seorang wanita dengan kantung mata hitam yang menjelaskan alasannya tidak sempat mandi pagi karena kurang tidur.
“Do you see this? Already not enough sleep. You still expect us to wake up earlier to shower? That is not happening,”
(“Kalian lihat ini? Kami belum cukup tidur. Kalian masih berharap kami bangun lebih pagi untuk mandi? Itu tidak akan terjadi.”)
Video tersebut kembali ramai setelah warganet kesal dituding tidak higienis oleh warga Singapura — padahal, menurut mereka, justru warga Indonesia lebih menjaga kebersihan diri.
Seorang pengguna X bernama @sampahsushi69 bahkan menuliskan komentar sindiran yang kini viral:
“Even Indonesians who work overtime for mini pay, stuck in traffic and packed trains every day still shower twice a day wkwkwkwk.”
(“Bahkan orang Indonesia yang kerja lembur demi gaji kecil, terjebak macet, dan naik kereta penuh sesak setiap hari masih mandi dua kali sehari wkwkwkwk.”)
Komentar tersebut mendapat ribuan likes dan retweet, menandakan sentimen publik yang kesal atas sikap merendahkan warga Asia Tenggara.
Isu ini pun membuka kembali diskusi soal rasisme dan stereotip antarnegara di kawasan ASEAN — terutama mengenai cara pandang sebagian orang terhadap kebiasaan dan budaya masyarakat Asia Tenggara.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)