Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ladies, Riset Ungkap Curhat Bareng Circle Ternyata Bikin Panjang Umur! 

Rani Hardjanti , Jurnalis-Sabtu, 18 Oktober 2025 |15:17 WIB
Ladies, Riset Ungkap Curhat Bareng <i>Circle</i> Ternyata Bikin Panjang Umur! 
Ladies, Riset Ungkap Curhat Bareng {Circle} Ternyata Bikin Panjang Umur! (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Apakah Ladies pernah merasa, jika sedang stres rasanya ingin segera curhat dan berkumpul dengan circle terdekat? Ternyata, sebuah riset mengungkapkan fenomena tersebut. 

Ternyata karakteristik ingin selalu bertemu dengan bestie atau teman satu circle atau ikatan sosial perempuan sudah ada sejak zaman leluhur. Bahkan semenjak adanya kerja sama antarperempuan yang sudah dilakukan pada zaman sebelumnya. 

Sebuah riset dari University of California Santa Barbara (UCSB), mengungkapkan perempuan memiliki dasar biologis dan perilaku, terutama melalui respon “tend and befriend” atau merawat dan menjalin hubungan.

Jika laki-laki umumnya merespons stres dengan melawan atau melarikan diri (fight or flight), maka perempuan cenderung merespons dengan cara merawat dan mencari dukungan sosial.

Respons ini didasari oleh sistem keterikatan dan pengasuhan (attachment/caregiving system) yang juga berperan dalam ikatan antara ibu dan anak.

"Dalam proses ini, hormon oksitosin berperan penting dengan memicu perilaku afiliasi dan perlindungan, serta mengurangi kadar kortisol (hormon stres) dalam tubuh," demikian seperti dikutip dari sebuah jurnal berjudul Thriving Together: The Benefits of Women’s Social Ties for Physical, Psychological and Relationship Health yang diterbitkan dalam Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, Sabtu (18/10/2025)

 

Penelitian yang dilakukan oleh Alisa Bedrov dan Shelly L Gable menunjukkan bahwa ketika menghadapi situasi stres di laboratorium, perempuan lebih cenderung mengambil keputusan yang bersifat kooperatif dan berorientasi pada orang lain, sedangkan laki-laki lebih sering membuat keputusan yang kompetitif atau egoistis-mencerminkan dua strategi berbeda: tend-and-befriend versus fight-or-flight.

Keberhasilan strategi tend-and-befriend bergantung pada tersedianya jaringan dukungan sosial yang dapat diandalkan.

Oleh karena itu, perempuan cenderung menempatkan nilai tinggi pada pemeliharaan hubungan sosial.
Bahkan sejak masa anak-anak, anak perempuan menunjukkan tujuan yang lebih berorientasi pada hubungan (relationship-oriented goals) dan lebih peka terhadap penolakan sosial dibandingkan anak laki-laki.

Dengan menjaga jaringan dukungan yang kuat, perempuan lebih siap menghadapi stres melalui afiliasi sosial dan aktivasi sistem oksitosin, yang pada akhirnya memperkuat kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.

Untuk memulai, penulis menelusuri kelangsungan hidup manusia pada masa lampau. Ternyata ditemukan fokus utama adalah pada kerja sama antarperempuan, meskipun ada pula literatur yang luas mengenai kompetisi antarperempuan dalam lingkungan leluhur.

Dalam konteks kerja sama, para peneliti berpendapat bahwa ikatan sosial perempuan memainkan peran penting dalam pengumpulan makanan, pengasuhan anak, dan perlindungan.

Memiliki jaringan perempuan yang kuat akan mempermudah pembagian informasi tentang sumber makanan, memungkinkan perempuan untuk mengumpulkan makanan bersama-sama, atau saling membantu dalam pengasuhan anak (melalui praktik allomothering, pengasuhan oleh individu selain ibu kandung).

Dengan demikian, waktu dan energi dapat dihemat untuk kegiatan lain, seperti mencari sumber pangan tambahan.

Selain itu, disebutkan, ikatan sosial yang suportif telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi kardiovaskular, sistem kekebalan, dan endokrin, serta risiko kematian yang lebih rendah. Jadi akan lebih panjang umur nih, Ladies!

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement