Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Usung Wellness Tourism, Wisatawan di Bali Diimbau Tak Merokok Sembarangan

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Jum'at, 17 Oktober 2025 |22:15 WIB
Usung <i>Wellness Tourism</i>, Wisatawan di Bali Diimbau Tak Merokok Sembarangan
Pemerhati Lingkungan soal Wisata Bali
A
A
A

BALI –  Pulau Bali selama ini dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan penduduknya menjadi magnet bagi jutaan wisatawan yang datang setiap tahunnya. Kini, seiring berkembangnya tren wellness tourism dan kesadaran akan kesehatan, muncul gagasan untuk menjadikan Bali sebagai destinasi yang tidak hanya indah, tetapi semakin nyaman bagi semua. 

Menurut dr. Tri Budhi Baskara, praktisi sekaligus pemerhati kesehatan, isu kesehatan publik di sektor pariwisata semakin relevan untuk dibahas, termasuk kebiasaan merokok di kalangan wisatawan. 

“Tantangan kesehatan publik yang perlu kita perhatikan, salah satunya adalah kebiasaan merokok di kalangan wisatawan. Salah satu upaya yang kita bisa lakukan adalah menerapkan konsep pengurangan risiko pada kebiasaan merokok,” ujar dr. Tri Budhi dalam acara SAPA Bali 2025 yang berlangsung di Denpasar, 5 Oktober 2025 lalu.

“Wisatawan yang saya temui di klinik memiliki latar belakang kesehatan dan kebiasaan yang beragam. Ada yang punya riwayat kebiasaan merokok dan sulit berhenti, tetapi mereka berwisata ke Bali untuk mencari ‘wellness’ dan ‘mindfulness’. Dengan edukasi yang tepat, mereka bisa diarahkan untuk memilih opsi yang lebih baik,” jelas dr. Tri Budhi.

Kementerian Kesehatan RI menyoroti pentingnya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk dari kebiasaan merokok. Pendekatan pengurangan risiko (harm reduction) dinilai bisa menjadi bagian dari solusi, dengan memberikan pilihan bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape), produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco), dan kantung nikotin (nicotine pouch). 

Produk-produk ini menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang belum bisa berhenti merokok sepenuhnya, tanpa adanya asap dan TAR yang merupakan faktor risiko utama dari perilaku merokok. 

Hal senada disampaikan drg. Siti Sopiatin Sp.Perio, Subsp. MP (K), peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, melalui kajiannya yang berjudul The Impact of Combustion-Free Nicotine Delivery Systems (CF-NDS) on Gingival Response: A Systematic Review. Dari total 345 artikel ilmiah yang ditelaah, sebanyak 10 penelitian dengan metodologi yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam analisis akhir – menunjukkan bahwa pengguna CF-NDS (produk penghantaran nikotin tanpa pembakaran, seperti vape) cenderung memiliki kondisi kesehatan mulut yang lebih baik dibandingkan perokok konvensional. 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement