JAKARTA – Fenomena menangis tanpa alasan sering kali dianggap aneh atau tanda seseorang terlalu sensitif. Tapi ternyata, kondisi ini merupakan reaksi alami tubuh terhadap emosi yang tertahan.
Psikiater dr. Anovy Rarum, M.Med.Sc., Sp.KJ menjelaskan seseorang bisa tiba-tiba menangis tanpa tahu penyebab pastinya karena tubuh sedang berusaha melepaskan tekanan emosional yang selama ini tidak tersalurkan.
“Itu bukan lebay, tapi bisa jadi tubuhmu sedang meluapkan emosi yang sudah lama kamu tahan tanpa kamu sadari,” jelasnya, dari akun Instagram pribadinya @anovy_psikiater, seperti dikutip Rabu (8/10/2025).
Air Mata Jadi Mekanisme Tubuh Menyeimbangkan Diri
Lebih lanjut, dr. Anovy mengungkapkan bahwa ketika stres menumpuk dan tidak sempat diproses, sistem saraf dapat merespons dengan cara mengeluarkan air mata.
"Saat stres numpuk dan enggak sempat diproses, ternyata sistem saraf kita bisa meledak lewat air mata. Itu cara tubuhmu untuk menyeimbangkan diri,” ujarnya.
Menurutnya, menangis bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk regulasi alami yang dilakukan otak dan sistem emosional seseorang.
“Kadang tubuh lebih jujur daripada pikiran. Kamu nggak aneh kok, kamu juga nggak salah. Kamu cuma sedang belajar mendengar suara tubuhmu,” tuturnya.
Faktor Penyebab Seseorang Menangis Tanpa Alasan
Dalam keterangan unggahannya, dr. Anovy juga menuliskan beberapa penyebab umum seseorang bisa menangis tanpa tahu alasannya, di antaranya:
1. Stres yang menumpuk tanpa disadari
2. Perubahan hormon, terutama pada masa PMS atau remaja
3. Kelelahan emosional maupun fisik
4. Respons otak terhadap beban emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata
Dia mengingatkan agar masyarakat tidak menahan air mata saat tubuh ingin menangis.
Menangis Sebagai Bentuk Self-Care
dr. Anovy menegaskan, menangis adalah bagian penting dari proses penyembuhan emosional. Alih-alih dianggap kelemahan, menangis seharusnya dilihat sebagai tanda tubuh sedang berusaha menjaga keseimbangan.
Menangis membantu seseorang meredakan ketegangan, menurunkan kadar stres, dan menormalkan kembali perasaan yang sempat tertekan. Pesannya sederhana, dengarkan tubuhmu, izinkan dirimu menangis bila memang perlu, karena dari sanalah proses pemulihan dimulai.
(Rani Hardjanti)