Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Transplantasi Rahim di Indonesia Makin Banyak Dilakukan, Begini Prosedurnya

Muhammad Alfahrezy Rhomadon , Jurnalis-Jum'at, 03 Oktober 2025 |13:13 WIB
Transplantasi Rahim di Indonesia Makin Banyak Dilakukan, Begini Prosedurnya
Transplantasi Rahim di Indonesia Makin Banyak Dilakukan, Begini Prosedurnya. (Ilustrasi: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Fenomena transplantasi rahim mulai menjadi perhatian di dunia medis, termasuk di Indonesia. Prosedur ini membuka harapan baru bagi perempuan yang sebelumnya tidak memiliki rahim, atau mengalami kerusakan sehingga sulit hamil secara alami. Seiring berkembangnya teknologi medis, transplantasi rahim kini makin sering dilakukan di sejumlah rumah sakit besar di tanah air.

Apa itu transplantasi rahim?
Dikutip dari National Library of Madicine, Sabtu (4/10/2025), transplantasi rahim adalah prosedur medis yang melibatkan penggantian rahim seorang perempuan dengan rahim donor, baik dari pendonor hidup maupun pendonor yang sudah meninggal dunia. Dengan rahim baru ini, pasien berpeluang memiliki anak melalui proses kehamilan sendiri, setelah dilakukan fertilisasi in vitro (IVF).

Bagaimana prosedurnya?
Secara garis besar, transplantasi rahim dilakukan melalui beberapa tahap:

Seleksi pasien dan donor
Calon penerima rahim harus menjalani pemeriksaan ketat, termasuk kondisi kesehatan, kesuburan ovarium, hingga kesiapan mental. Donor rahim bisa berasal dari kerabat dekat yang bersedia mendonorkan secara sukarela, atau dari pendonor yang sudah meninggal dunia.

Proses operasi transplantasi
Operasi berlangsung dalam waktu panjang, bisa mencapai 6–12 jam. Dokter bedah akan menanamkan rahim donor ke dalam tubuh penerima dengan menyambungkan pembuluh darah serta jaringan yang relevan agar rahim dapat berfungsi normal.

Masa pemulihan
Pasien perlu menjalani pengobatan imunosupresif untuk mencegah penolakan organ. Pemantauan intensif dilakukan beberapa bulan hingga rahim dinyatakan stabil.

 

Program kehamilan
Setelah kondisi rahim sehat, dokter akan melakukan program bayi tabung (IVF). Embrio hasil pembuahan kemudian ditanamkan di rahim baru, sehingga memungkinkan pasien merasakan kehamilan.

Dampak dan harapan
Meski tergolong baru, prosedur ini memberi dampak psikologis positif bagi pasien. Banyak perempuan merasa lebih percaya diri karena bisa mengalami kehamilan sendiri, bukan sekadar mengandalkan adopsi atau ibu pengganti (surrogate mother). Namun, transplantasi rahim tetap memiliki risiko seperti penolakan organ, infeksi, hingga komplikasi operasi yang memerlukan kesiapan penuh dari pasien maupun tim medis.

Apakah di Indonesia sudah umum?
Meski belum sepopuler di negara maju seperti Swedia atau Amerika Serikat, beberapa rumah sakit di Indonesia telah mencoba prosedur ini. Jumlahnya memang masih terbatas, tetapi tren menunjukkan peningkatan seiring kemajuan teknologi kedokteran serta meningkatnya kesadaran masyarakat tentang opsi medis reproduksi.

Transplantasi rahim menjadi simbol harapan baru bagi perempuan yang mendambakan pengalaman hamil meski menghadapi keterbatasan biologis. Dengan dukungan teknologi medis dan tenaga ahli, masa depan transplantasi rahim di Indonesia berpotensi semakin berkembang.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement