JAKARTA - Kontrasepsi atau KB masih jadi pilihan banyak perempuan untuk menunda kehamilan. Tapi, ada satu pertanyaan yang sering muncul: benarkah KB bisa bikin mood swing alias perubahan suasana hati?
KB hormonal bekerja dengan cara mengatur hormon reproduksi. Nah, perubahan hormon inilah yang diduga memengaruhi emosi. Tapi faktanya, tidak semua perempuan merasakan dampak yang sama. Ada yang tetap stabil, ada juga yang jadi lebih sensitif.
Penelitian internasional yang dipublikasikan di The Lancet Public Health tahun 2021 dengan lebih dari 5.800 partisipan menemukan, KB hormonal tidak terbukti konsisten meningkatkan risiko depresi. Meski begitu, sebagian kecil perempuan memang melaporkan gejala emosional seperti mood swing dan rasa cemas ringan.
Menariknya, hasil serupa juga ditemukan di Indonesia. pengguna KB suntik tiga bulan cukup banyak yang mengaku mengalami perubahan emosi, mulai dari mudah tersinggung, cemas, hingga sulit mengendalikan suasana hati.
Dalam laporan penelitian yang terbit di International Journal of Multidisciplinary Science, Peneliti menjelaskan bahwa
“Perubahan mood pada pengguna KB memang bisa terjadi, meski tidak dialami semua orang. Konseling sebelum memilih metode kontrasepsi sangat penting agar perempuan memahami risiko dan dapat mengambil keputusan sesuai kebutuhan.”
Maka dari itu disarankan sebelum memilih KB sebaiknya lakukan konseling medis lebih dulu. Dengan begitu, perempuan bisa tahu plus minus tiap metode. Kalau setelah pemakaian muncul gejala emosional yang mengganggu, jangan ragu konsultasi ke dokter untuk mencari alternatif
Jadi, KB hormonal tidak otomatis bikin mood swing. Namun, efeknya bisa berbeda pada tiap individu. Intinya, jangan asal pilih, pastikan ada pendampingan medis agar KB yang digunakan sesuai dengan kondisi tubuh dan kebutuhan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)