SELAMA pandemi Covid-19, jutaan perempuan telah kehilangan akses dalam perencanaan keluarga atau kontrasepsi dan melindungi kesehatan mereka. Berdasarkan data dari International Planned Parenthood, menyatakan bahwa 5.633 klinik statis dan bergerak, serta layanan perawatan berbasis komunitas, di 64 negara telah ditutup pada April 2020.
Penutupan tersebut dilakukan karena wabah Covid-19. Direktur Program dan Kinerja, East South East Asia and Oceania Region (ESEAOR), Malaysia, International Planned Parenthood Federation, dr. Jameel Zamir, menyatakan telah mengamati tiga poin keterlambatan utama yang semakin diperparah oleh wabah. Alhasil kondisi tersebut menyebabkan peningkatan kehamilan yang tidak direncanakan.

Tiga poin keterlambatan tersebut di antaranya adalah:
1. Keterlambatan perempuan dalam mendapatkan informasi keluarga berencana.
2. Keterlambatan perempuan untuk dapat mengakses fasilitas medis secara fisik, dokter dan obat-obatan karena pembatasan gerakan.
3. Keterlambatan dalam mendapatkan dan menjalankan kembali layanan kesehatan.