Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Balita di Seluma Bengkulu Cacingan Akut, Keluar dari Mulut dan Hidung 

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 17 September 2025 |19:59 WIB
Balita di Seluma Bengkulu Cacingan Akut, Keluar dari Mulut dan Hidung 
Balita di Seluma Bengkulu Cacingan Akut, Keluar dari Mulut dan Hidung. (Foto: Okezone)
A
A
A

SELUMA - Kasus anak alami cacingan akut kembali terjadi. Kali ini, dua balita kakak harus menjalani perawatan intensif, setelah ditemukan cacing. Cacingan akut yang dideritanya hingga cacing gelang keluar dari mulut dan hidung mereka. 

Balita berusia 1 tahun 8 bulan awalnya dibawa ke RSUD Tais oleh orangtuanya karena mengalami batuk dan sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan rontgen, dokter menemukan adanya cacing di dalam tubuhnya.

“Pas dironsen ketahuanlah bahwa ada cacing dan setelah itu juga waktu dikasih obat cacing itu cacingnya langsung keluar dari mulut,” ujar Direktur RSUD Tais Eva Roida Siahaan, adik asal Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu, seperti dikutip Rabu (17/9/2025). 

Setelah diperiksa dokter spesialis dan menjalani rontgen, hasil mengejutkan terungkap, terdapat sejumlah cacing di dalam tubuh KNS. Saat diberikan obat cacing, perawat menemukan delapan ekor cacing keluar dari hidung dan mulut sang balita.

 

Lebih mengkhawatirkan, hasil rontgen juga menunjukkan gumpalan cacing di dalam tubuh yang tidak bisa dikeluarkan melalui anus. Karena kondisi memburuk, pihak rumah sakit segera merujuk KNS ke RSUD M Yunus di Kota Bengkulu untuk penanganan lebih lanjut.

“Kesadaran pasien sempat menurun, diduga karena larva cacing sudah menjalar ke bagian tubuh lain. Bahkan ada potensi berkembang menjadi sepsis,” jelas dr. Eva Debora Siahaan, Direktur RSUD Tais, Selasa (16/9/2025).

Tak hanya KNS, kakaknya yang berusia 4 tahun juga dilaporkan mengalami kondisi serupa dan turut dirujuk ke RSUD M. Yunus.

Menurut keterangan pihak rumah sakit, kondisi ini dipicu oleh lingkungan tempat tinggal yang sangat tidak layak. Rumah keluarga tersebut masih berlantai tanah dan berada dekat dengan tempat pembuangan sampah. Kedua orang tuanya, Prengki (25) dan Yanti Hartuti (24), sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan hidup dalam keterbatasan ekonomi.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement