Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Anak Kesha Ratuliu Disunat di Usia 4 Bulan karena Fimosis, Apa Itu? 

Muhammad Alfahrezy Rhomadon , Jurnalis-Sabtu, 13 September 2025 |11:15 WIB
Anak Kesha Ratuliu Disunat di Usia 4 Bulan karena Fimosis, Apa Itu? 
Anak Kesha Ratuliu Disunat di Usia 4 Bulan karena Fimosis, Apa Itu? (Foto : Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Danish Danendra Putra Permana, anak ketiga Kesha Ratuliu menjalani sunat. Padahal usianya baru 4 bulan. Sebagai ibu, tentu ada rasa belum siap atau khawatir sebab dinilai masih kecil. Biasanya sunat dilakukan pada usia sekolah dasar (SD). 

Berlajar dari Kesha Ratuliu, ada baiknya Moms memahami apa itu Fimosis.  Jadi Fimosis adalah kondisi di mana kulit khatan (foreskin) pada penis anak tidak bisa ditarik hingga menutupi kepala penis (glans). Pada bayi dan anak kecil, kondisi ini sering kali bersifat fisiologis, bagian alami dari perkembangan dan biasanya akan membaik sendiri seiring pertumbuhan. Meski begitu, orangtua tetap perlu mengenali gejala yang normal dan mana yang harus diwaspadai.
 
Gejala & Tanda Fimosis

Ballooning (membesar) saat buang air kecil.
Tidak bisa menarik foreskin secara penuh bahkan setelah usia 3 tahun.
Nyeri, infeksi, gangguan urinasi seperti balanitis.
Parafimosis (darurat medis) ketika kulit tidak bisa kembali ke posisi semula.
 
Fisiologis vs. Patologis

Fisiologis (normal): Hampir semua bayi lahir dengan foreskin menempel, biasanya terlepas sendiri menjelang remaja.
Patologis: Disebabkan jaringan parut atau infeksi berulang yang menimbulkan masalah medis.
 
Haruskah Langsung Disunat?

 

Jawabannya : Tidak selalu.
- Observasi & kebersihan lembut sudah cukup untuk kasus ringan.
- Krim steroid + peregangan foreskin efektif hingga 90%.
- Bedah konservatif (preputioplasty) bisa jadi alternatif tanpa sunat penuh.
- Sunat (circumcision) hanya direkomendasikan jika ada fimosis patologis yang tidak membaik dengan terapi lain.
 
Kesimpulan
Fimosis pada anak bukan selalu pertanda masalah serius. Sebagian besar kasus akan membaik seiring bertambahnya usia. Namun, jika anak mengalami nyeri, infeksi berulang, atau kesulitan buang air kecil, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk menentukan penanganan terbaik.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement