JAKARTA - Penyakit Insomnia dikenal sebagai gangguan tidur yang banyak dialami orang dewasa. Namun faktanya, anak-anak pun bisa terserang insomnia dengan gejala yang sering kali tidak disadari oleh orang tua.
Pakar kesehatan menyebut, insomnia pada anak bisa berdampak serius terhadap pertumbuhan, daya konsentrasi, hingga kesehatan mental. Sayangnya, banyak orang tua menganggap sulit tidur hanyalah hal biasa, padahal bisa menjadi tanda gangguan tidur tertentu.
Berikut beberapa jenis insomnia pada anak yang jarang disadari:
Anak kesulitan untuk memulai tidur meski sudah berada di tempat tidur dalam waktu lama. Biasanya mereka merasa tidak mengantuk atau memilih tetap bermain.
Anak mudah terbangun di malam hari dan sulit kembali tidur. Kondisi ini membuat tidur anak menjadi tidak nyenyak dan rentan mengganggu aktivitas keesokan harinya.
Disebut juga insomnia perilaku. Anak menolak tidur karena alasan tertentu, seperti ingin ditemani orang tua, bermain gadget, atau minta sesuatu sebelum tidur.
Gangguan tidur sementara yang muncul akibat perubahan rutinitas, misalnya saat liburan, pindah rumah, atau ketika anak mengalami kecemasan.
Jika dibiarkan, insomnia bisa memengaruhi sistem imun anak, menurunkan konsentrasi belajar, hingga membuat emosi anak tidak stabil.
Tidur terlalu larut, tidak punya jadwal tidur tetap, atau terbiasa begadang membuat anak sulit beristirahat cukup.
Cahaya biru dari layar ponsel, tablet, atau TV dapat menghambat produksi melatonin sehingga anak susah mengantuk.
Anak bisa merasa tertekan oleh tugas sekolah, ujian, atau masalah sosial sehingga sulit tidur nyenyak.
Kamar yang terlalu terang, panas, bising, atau tempat tidur yang tidak nyaman sering membuat anak sulit terlelap.
Alergi, asma, sakit perut, atau batuk pilek berkepanjangan dapat mengganggu pola tidur anak.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)