Bagi ibu hamil, penggunaan hydroquinone tidak disarankan. Meski belum ada bukti pasti bahwa hydroquinone menyebabkan cacat lahir, tingkat penyerapan yang tinggi menimbulkan kekhawatiran akan potensi efek jangka panjang pada janin. Selain itu, hydroquinone juga dapat memicu iritasi, kemerahan, dan kulit kering, terutama pada kulit yang sedang sensitif akibat perubahan hormon kehamilan. Karena risiko yang belum sepenuhnya diketahui, para ahli merekomendasikan ibu hamil untuk menunda penggunaan bahan ini hingga setelah melahirkan dan masa menyusui selesai.
Chemical sunscreen bekerja dengan cara menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas sebelum dilepaskan kembali dari kulit. Kandungan yang umum ditemukan antara lain oxybenzone, avobenzone, octocrylene, octinoxate, dan homosalate. Meski efektif melindungi kulit, beberapa bahan dalam chemical sunscreen, khususnya oxybenzone, diduga dapat mengganggu hormon (endocrine disruptor) dan berpotensi memengaruhi perkembangan janin.
Untuk menjaga keamanan selama kehamilan, para ahli merekomendasikan penggunaan physical/mineral sunscreen yang mengandung zinc oxide atau titanium dioxide. Kedua bahan ini bekerja dengan memantulkan sinar UV dari permukaan kulit, minim risiko iritasi, dan tidak mudah terserap ke dalam tubuh. Selain itu, ibu hamil juga dapat menambah perlindungan dengan langkah non-kimia seperti memakai topi lebar, kacamata hitam, dan pakaian berlengan panjang saat beraktivitas di luar ruangan.
Menjaga kesehatan kulit selama kehamilan memang penting, namun keamanan ibu dan janin harus selalu menjadi prioritas utama. Memahami kandungan skincare yang sebaiknya dihindari akan membantu calon ibu terhindar dari risiko yang tidak diinginkan. Jika ragu terhadap suatu produk, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis yang kompeten.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)