"Kegiatan ini menjadi salah satu program prioritas Perpusnas dalam kerangka pemajuan naskah Nusantara sebagai ingatan kolektif bangsa," ujarnya.
Menutup pidatonya, Menbud Fadli mengajak generasi muda Indonesia untuk terus memperdalam literasi sejarah. Sejarah bukan sebatas catatan peristiwa namun sebuah cermin jati diri, penunjuk arah, dan fondasi moral dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya di tengah arus globalisasi yang semakin pesat.
"Mari kita jadikan warisan sejarah ini sebagai sumber kekuatan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih adil, beradab, dan berkarakter dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan merawat kebudayaan sebagai ruh kebangsaan," tuturnya.
Acara ini dilanjutkan dengan pemotongan pita bersama para pejabat yang hadir sebagai simbol pembukaan pameran 200 Tahun Perang Jawa sekaligus rangkaian kegiatan yang akan berlangsung selama 1 bulan ke depan.
Hadir dalam pembukaan, Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana, Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indra Gunawan, Sekretaris Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ernadhi, serta Kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin.
Hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK Warsito, Direktur Jenderal Pemeriksaan Keuangan Negara III BPK Dede Soekarjo, serta Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama I Nengah Duija.