“Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, kita punya berbagai macam seni dan budaya, seperti seni musik, teater, kain tradisional, hingga alat musik tradisional. Saya sudah ke 101 negara dan tidak ada negara yang memiliki kekayaan budaya seperti Indonesia,” katanya.
Ia pun menyoroti pentingnya strategi globalisasi kebudayaan Indonesia agar bisa menjadi soft power yang diakui dunia.
“Kita harus membangun gelombang Indonesia atau Indonesia Wave karena kita punya kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Selain itu, kita juga punya peradaban yang tua dengan penemuan arkeologis dari 1,8 juta tahun lalu," ucapnya.
Ia menambahkan, salah satu contohnya bisa dilihat dari adanya lukisan purba tertua yang ada di Maros, Sulawesi Selatan yang diperkirakan umurnya berkisar 51.200 tahun. "Ini semua merupakan bagian dari upaya reinventing Indonesian identity,” tuturnya.
“Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan No.5 Tahun 2017 memerintahkan kita untuk tidak hanya melindungi budaya, tapi mengembangkan, membina, dan memanfaatkan agar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya kekayaan budaya Batak,” ujarnya.
Rakernas PSBI 2025 sendiri menjadi ajang strategis bagi pengurus dan anggota PSBI yang mewakili 156 wilayah di seluruh Indonesia, termasuk California, Amerika Serikat dan dihadiri utusan dari 677 sektor.
Agenda ini menjadi ruang evaluasi atas program kerja PSBI periode 2022–2025 serta rencana program kerja tahun 2026, termasuk di dalamnya terdapat Pesta Adat dan Budaya Batak Kolosal, Pentas Musik Batak, dan Pentas Musik Nasional.