“Indonesia sendiri sejak tahun 2019 sudah mengeluarkan pernyataan dari berbagai organisasi kedokteran tentang potensi bahaya vape. Dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun ke depan, kemungkinan besar akan muncul semakin banyak penelitian yang membahas efek jangka panjang dari penggunaan vape,” jelasnya.
Dr. Bobby juga menegaskan bahwa vape termasuk produk yang masih tergolong baru, sehingga potensi bahayanya dalam jangka panjang masih belum sepenuhnya diketahui. Maka dari itu, ia menyarankan untuk menghentikan penggunaan rokok konvensional maupun vape, dan kembali memilih udara segar sebagai asupan utama sistem pernapasan kita.
“Jangan sampai kita menjadi bagian dari data pasien yang menyesal karena baru merasakan dampak buruknya belakangan,” tegasnya
Meskipun terlihat modern dan diterima secara sosial, vape bukan tanpa risiko. Kandungan berbahaya dalam cairan vape dapat mengakibatkan gangguan pernapasan, kerusakan organ, hingga risiko penyakit jantung. Dengan belum adanya regulasi ketat dan masih terbatasnya riset jangka panjang, para ahli kesehatan menyarankan masyarakat untuk berpikir dua kali sebelum menggunakan vape.
(Kemas Irawan Nurrachman)