Dia juga menegaskan bahwa di tengah sejumlah tantangan terkini seperti ketegangan geopolitik, krisis iklim dan disrupsi digital, seni dan budaya sangat dibutuhkan untuk memperkuat pemahaman, resiliensi, dan perdamaian umat manusia.
“Verleden–Heden menjadi ruang dialog antar generasi dan antar bangsa. Kegiatan ini dapat menjadi jembatan antara Indonesia dan Belanda, sekaligus mercusuar komitmen kita terhadap keadilan budaya dan kebebasan berekspresi,” katanya.
Selain pameran, rangkaian acara ini juga mencakup simposium, diskusi terbuka, dan lokakarya yang melibatkan para seniman, akademisi, pelajar, serta komunitas diaspora Indonesia di Belanda. Hadir dalam pembukaan antara lain Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Bapak Mayerfas; para Rektor ISI Yogyakarta, ISI Bali, dan perwakilan ITB; serta perwakilan akademisi dan kurator dari Universitas Leiden.
Kementerian Kebudayaan berharap inisiatif seperti Verleden–Heden dapat menjadi wadah pertukaran gagasan, refleksi kritis atas sejarah bersama, serta ruang kolaborasi baru antara pelaku seni dan budaya Indonesia–Belanda ke depannya.
(Agustina Wulandari )