BENARKAH konsumsi gula membuat anak hiperaktif? Konsumsi gula pada anak selalu dikaitkan dengan pengaruh gula yang dapat membuat anak menjadi hiperaktif. Namun, apakah keterkaitan antara gula dengan perilaku anak saling berkaitan atau hanya sekedar mitos saja?
Gula merupakan salah satu jenis karbohidrat yang mengandung glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang rasanya manis. Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif bagi tubuh, seperti obesitas, kerusakan pada gigi, kenaikan gula darah dan lainnya.
Dilansir dari Eat Right, Senin (16/6/2025), berdasarkan studi terdahulu yang dilakukan oleh seorang Dokter pada pertengahan 1970 dengan tidak menambahkan gula pada pola makan anak hasilnya perilaku anak menjadi membaik. Dengan adanya studi ini membuat publik beranggapan bahwa gula dapat memicu perilaku anak menjadi hiperaktif.
Namun seiring berjalannya waktu banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang ini, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Wolraich ML, Wilson DB dan White JW pada tahun 1995. Tujuan mereka melakukan penelitian ini untuk melihat efek gula pada perilaku anak.
Penelitian ini dilakukan dengan membagi anak-anak atau subjek penelitian menjadi dua kelompok, yaitu kelompok anak yang mengkonsumsi gula dalam jumlah tertentu dan kelompok anak yang mengkonsumsi minuman plasebo atau minuman manis yang tidak mengandung gula.
Setelah itu, orangtua atau pun staff tidak diberi tahu mengenai pembagian ini. Hasilnya, tidak ditemukan pengaruh gula terhadap perilaku atau kinerja kognitif pada anak.
American Heart Association mencatat, batas konsumsi gula pada anak-anak dan remaja sebaiknya kurang dari 6 sendok teh atau sekitar 25 gram gula tambahan dalam sehari dan minuman manis tidak lebih dari 8 ons atau 240 ml dalam seminggu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)