Beberapa Cara Penutupan Tuba
Pengikatan atau pemotongan sebagian tuba merupakan cara yang paling sering dilakukan. Bahan yang dipakai untuk megikat tuba antara lain silk (benang sutera yang tidak dapat diserap, misalnya Zeide), catgut (benang yang dapat diserap, misalnya plain maupun chromic catgut).
1. Cara Madlener
Pada cara ini tidak dilakukan pemotongan tuba, hanya dilakukan penjepitan untuk meremukkan tuba dan dilakukan pengikatan.
2. Cara Pomeroy
Tuba dijepit pada 1/3 bagian proksimal diikat dan dipotong.
3. Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari luban irisan, diikat dari mesosalping dibawah fimbria dan selajutnya fimbria dipotong.
4. Cara Irving
Tuba dipotong di antara 2 ikatan dan selanjutnya ujung proksiml tuba ditanam ke meometium dan ujung distal ditanam kedalam ligamentum latum.
5. Cara Uchida
Daerah ampula tuba disuntik dengan larutan garam fisiologis, sehingga mesosalpingnya mengembung. Tuba dibebaskan dari serosanya, diikat lalu digunting.
Apakah Berisiko?
Menurutnya, pembedahan tubektomi merupakan salah satu teknik tindakan pada wanita yang risikonya sedikit tetapi manfaatnya banyak. Teknik ini sederhana, mudah serta aman untuk dipelajari oleh dokter umum atau calon dokter.
Karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, praktis dapat dilakukan oleh dokter-dokter umum di rumah sakit kabupaten atau puskesmas yang mempunyai perlengkapan dan peralatan bedah sederhana.
Teknik pembedahan tubektomi (Minilap) dapat dibedakan anatara pascapersalinan, pascakeguguran, dan masa interval berdasarkan atas saat melakukan pembedahan, lokasi minilaparotomi untuk mencapai tuba, dan teknik pembedahan tubektomi.
Kelebihan Teknik Pembedahan Tubektomi (Minilap)
1. Tekniknya mudah sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum di rumah sakit kabupaten atau puskesmas dengan perlengkapan dan peralatan bedah sederhana.
2. Dapat dilakukan pasca persalinan, pasca keguguran, dan masa interval, indikasi kontra yang mutlak tidak banyak, dilakukan dengan anestesi local atau kombinasi dengan analgesia neuroleptik, prosedur dilakukan tanpa tinggal di rumah sakit.
3. Luka pembedahan hanya kecil sehingga ketakutan akan pembedahan kurang, parutnya kecil sehingga dapat diterima dari segi kosmetik, bila diperlukan luka pembedahan dapat diperluas.
4. Waktu pembedahan singkat, kegagalan teknik rendah, masa penyembuhan pasca bedah juga singkat.
5. Angka kegagalan pembedahan tubektomi rendah, karena tuba langsung diikat atau dipotong.
Namun, apakah bisa gagal?
Komplikasi
Komplikasi pembedahan tubektomi minilap jarang terjadi, walaupun demikian tindakan ini haruslah dilakukan dengan hati-hati karena merupakan pembedahan intraperitoneal maka harus siap sedia untuk mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
1. Komplikasi pada waktu pembedahan: Perforasi rahim karena pemasangan atau sewaktu memutar elevator rahim, perlukaan kandung kemih jika irisan supra pubik terlalu rendah, perlukaan usus (sangat jarang), perdarahan biasanya akibat robeknya mesosalping, komplikasi anestesi, dan syok.
2. Komplikasi pascapembedahan tubektomi, rasa nyeri, hematoma subkutan, infeksi pada luka irisan atau abses, luka pembedahan terbuka, dan perdarahan intra abdominal.
Kegagalan Teknik Pembedahan Minilap
1. Pemberian anestesi yang kurang memadai.
2. Obesitas berlebihan sehingga irisan atau luka pembedahan tidak kecil lagi.
3. Adanya pelengketan yang tidak diduga sebelum melakukan pembedahan.
(Rani Hardjanti)