Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dilema Working Mom, Rumah Berantakan Tanggung Jawab Siapa?

Fitri Ramadhani , Jurnalis-Rabu, 28 Mei 2025 |05:18 WIB
Dilema <i>Working Mom</i>, Rumah Berantakan Tanggung Jawab Siapa?
Rumah Berantakan Tanggung Jawab Siapa? (Foto: Wayhomestudio/Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Kebutuhan keluarga yang kian kompleks mendorong para wanita yang sudah menikah untuk memiliki peran ganda, yakni sebagai ibu sekaligus berkarier di luar rumah. Tak jarang, ibu harus membagi energinya antara fokus pada pekerjaan dan mengasuh sang buah hati.

Tak sedikit kondisi ini membuat para ibu merasa penuh tekanan dan diliputi rasa bersalah karena tidak bisa sepenuhnya hadir untuk keluarga. Namun di sisi lain, keputusan untuk bekerja di luar rumah sering kali didorong oleh kepentingan yang lebih besar.

Di sinilah peran pasangan dalam mendukung ibu bekerja sangat dibutuhkan. Sebab, demi menghasilkan pendapatan ganda (double income), peran ganda yang dijalani ibu bekerja menjadi sangat berat. Kalau sudah begini, urusan pekerjaan rumah tangga menjadi tanggung jawab siapa?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dibutuhkan kerja sama yang baik dalam mengerjakan peran-peran domestik di dalam rumah tangga.

Menurut Psikolog Keluarga Sani Budiantini, Paksu atau Pak Suami tidak perlu sungkan untuk membantu istri dalam mengasuh anak hingga mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Hal ini juga bisa menjaga kesehatan mental sang ibu, sekaligus menjadi bentuk apresiasi atas kerja kerasnya.

Dengan begitu, peran istri yang berlapis akan menjadi lebih ringan karena adanya kerja sama dari suami. Misalnya, mendidik anak bukanlah tanggung jawab ibu semata, sebab suami juga perlu berkompromi dan turut serta.

“Contohnya, mengecek pekerjaan rumah anak, atau memastikan apakah anak sudah makan atau belum,” ujarnya kepada Okezone.com.

Dia juga menegaskan, apabila rumah berantakan, maka Paksu juga harus ikut andil membereskannya. Apalagi jika istri turut membantu secara finansial. “Maka suami juga harus membantu istri,” tegasnya.

 

“Jadi tidak melulu masalah domestik seperti beresin rumah, masak, itu kerjaan istri. Suami harus berkompromi untuk mau berperan sebagai ibu, membantu mengurus anak dan mengerjakan hal-hal yang berbau domestik,” ungkap Sani.

Pembagian peran yang adil antara suami dan istri yang sama-sama bekerja tentu akan sangat membantu ibu mencapai keseimbangan hidup di tengah peran gandanya.

Ibu bekerja bukan berarti sepenuhnya meninggalkan perannya. Sudah saatnya semua pihak mendukung. Berkarier bagi perempuan yang sudah berkeluarga sejatinya merupakan bentuk kekuatan kasih sayang terhadap keluarga yang diwujudkan dalam bentuk nyata. Semangat buat para Supermom!

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement