Model GP Obstetrician di Negara Maju: Bisa Ditiru Tapi Perlu Pengawasan Ketat
Di negara maju seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat, telah diterapkan konsep GP obstetrician, dokter umum yang mendapat pelatihan khusus di bidang kebidanan untuk ditempatkan di wilayah pedesaan yang kekurangan dokter spesialis.
Namun pelatihan ini setara dengan pendidikan spesialis dan berlangsung beberapa tahun. Selain itu, tindakan medis yang dilakukan oleh GP obstetrician tetap berada dalam kontrol ketat dari dokter spesialis yang menjadi rujukan wilayah tersebut.
Dr. Purnawan mengingatkan, konsep ini tidak bisa diadopsi begitu saja tanpa kontrol ketat dan seleksi mentalitas tenaga medis.
“Yang sudah obgyn aja masih ada oknum yang terlalu mudah melakukan SC dengan alasan dibuat-buat. Kalau dokter umum yang baru dilatih juga seperti itu, bisa-bisa semua ibu hamil dianggap gawat hanya agar bisa SC di tempat itu, tanpa perlu rujuk," kritiknya.
Usulan: PPDS Obgyn Tahun Akhir Diterjunkan ke Daerah Tanpa Obgyn
Alih-alih melatih dari nol, dr. Purnawan menyarankan pendekatan lain yang dinilai lebih realistis dan aman.
Ia mengusulkan agar PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) obgyn yang sudah mencapai tahap operatif dikirim ke rumah sakit di daerah yang belum memiliki spesialis kandungan, terutama di tahun terakhir pendidikan mereka.
“Selain memberi layanan, mereka juga makin terampil secara operatif. Setelah lulus, bisa digantikan oleh adik tingkatnya. Ini bisa jadi bagian dari kurikulum," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar Kementerian Kesehatan menetapkan sistem pembinaan wilayah oleh masing-masing institusi pendidikan dokter spesialis secara nasional.
Dengan cara ini, daerah terpencil bisa memiliki akses terhadap tindakan emergensi yang memadai, pasien tertolong, dan dokter muda bisa mengasah keterampilan secara langsung.
(Qur'anul Hidayat)