Tak ada pensiun dalam menjadi ibu. Anak boleh tumbuh dewasa, menikah, bahkan punya anak sendiri. Namun di mata ibu, anak tetaplah anak.
Perhatiannya tak lekang oleh waktu, doanya tak pernah berhenti mengalir. Setiap keberhasilan anak dirayakan dalam diam, setiap kegagalan anak dirasakan dua kali lipat dalam hati seorang ibu.
Menjadi ibu bukan hanya soal melahirkan, tapi tentang hadir, dalam setiap detik hidup anak-anaknya. Mungkin tak semua ibu sempurna, tapi tak diragukan bahwa cinta mereka selalu tulus dan tak bersyarat.
Hari Ibu mengingatkan kita untuk sejenak berhenti, menoleh ke belakang, dan menghargai sosok yang selama ini menjadi tiang kehidupan.
Jika kamu adalah seorang ibu, terimalah pelukan hangat dari semesta karena apa yang kamu lakukan setiap hari adalah bentuk cinta yang paling agung. Jika kamu masih bisa memeluk ibumu hari ini, jangan tunda.
Sampaikan terima kasih, bukan karena Hari Ibu, tapi karena dia layak mendengarnya setiap hari.
Karena setelah jadi ibu, ternyata dunia tak lagi sama. Ia lebih lelah, lebih penuh tantangan, tapi juga lebih indah dan penuh cinta.
Selamat Hari Ibu, untuk setiap perempuan yang terus bertumbuh, mencintai, dan berkorban tanpa pamrih.
(Qur'anul Hidayat)