Tak ingin kalah gaya, suporter Hovit pun kompak menyanyikan yel-yel bernuansa stadion bola: "Glory, glory Putu Hovit!", sebuah paduan antara semangat dan kreativitas yang membuat suasana Grand Final benar-benar hidup. Seolah-olah galeri MasterChef berubah jadi tribun penonton pertandingan besar.
Meski fokus mereka sepenuhnya ada di bench, Fajar dan Hovit mengakui bahwa teriakan-teriakan dari pendukung mereka memberikan suntikan semangat ekstra yang tidak terduga.
Fajar, yang dikenal kalem tapi konsisten, memberikan komentar usai sesi memasak. "Lucu sih, jadi sebenarnya aku ketawain aja, tapi di dalam hati lumayan tersupport sih emosionalku."
Fajar mengakui bahwa dukungan emosional dari para peserta yang dulu menjadi rivalnya, justru kini menjadi kekuatan tambahan yang membuatnya lebih percaya diri dan tenang saat menjalani tantangan krusial ini.
Sementara itu, Hovit, dengan senyum lebarnya, mengungkapkan perasaan yang sama: "Disaat masak teman-temen pendukung aku memberikan yel-yel, wah aku merasa seneng banget nih. Karena apa? Semangatku tumbuh lagi nihh saat masak. Jadi makasih yah temen-temen."
Baginya, dukungan itu seperti pengingat bahwa ia tidak sendirian dalam perjuangannya. Bahkan di tengah tekanan Grand Final, kehadiran teman-temannya memberi rasa nyaman dan mendorongnya untuk tampil maksimal.
Yel-yel dan dukungan yang diberikan oleh para alumni MasterChef bukan hanya bentuk hiburan semata. Itu adalah simbol dari persahabatan, sportivitas, dan semangat kebersamaan yang terjalin sepanjang musim.
Meskipun semua peserta pada dasarnya adalah pesaing, namun begitu mereka keluar dari kompetisi, yang tersisa adalah hubungan erat dan saling dukung.
Ronde Ultimate Round Challenge menjadi salah satu babak paling memorable dalam sejarah MasterChef Indonesia. Bukan hanya karena tantangan masaknya yang berat, tetapi karena semangat luar biasa dari para alumni yang bersorak dari galeri.
Teriakan, yel-yel, dan lelucon yang dilontarkan membuat suasana menjadi lebih ringan dan penuh warna. Bagi Fajar dan Hovit, itu bukan sekadar sorakan. Itu adalah bahan bakar emosional, energi tak terlihat yang menemani setiap potongan bahan dan setiap sentuhan plating.
Kini, perjuangan mereka akan memasuki babak akhir. Siapa yang akan jadi juara? Kita belum tahu. Tapi satu hal yang pasti, semangat, persahabatan, dan kegembiraan di galeri akan terus dikenang sebagai bagian paling indah dari Grand Final MasterChef Indonesia Season 12.
(Kemas Irawan Nurrachman)