Strategi ini patut diapresiasi karena memperkuat pendekatan edukatif yang menyentuh aspek sosial dan budaya. Para pengunjung tidak hanya melihat hewan eksotis dalam kandang, tetapi juga disuguhkan latar belakang yang menyertainya bagaimana kehidupan masyarakat di negara asal satwa itu berlangsung, lengkap dengan dinamika keseharian dan arsitektur khas yang dikenali.
Lebih dari sekadar dekorasi, area bertema Indonesia ini menjadi jembatan naratif yang memperkaya pengalaman pengunjung. Mereka seolah diajak memahami bahwa pelestarian satwa juga terkait erat dengan pelestarian ekosistem dan lingkungan manusia di sekitarnya. Dalam kasus Harimau Sumatera misalnya, tekanan terhadap habitat akibat pembukaan lahan dan konflik dengan manusia merupakan isu besar yang juga bisa disampaikan melalui pendekatan ruang seperti ini.
Fenomena viral ini sekaligus memperlihatkan bagaimana diaspora budaya Indonesia dapat hidup di tempat-tempat yang tak terduga. Reaksi warganet menjadi bukti bahwa elemen-elemen kecil seperti gerobak mi ayam atau konter pulsa punya makna emosional yang kuat. Ini juga menunjukkan bahwa identitas Indonesia begitu khas dan mudah dikenali, bahkan oleh masyarakat internasional yang mungkin belum pernah menginjakkan kaki di Nusantara.
(Qur'anul Hidayat)