Merokok meningkatkan risiko stroke lebih dari yang kita bayangkan. Zat kimia dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan mempersempit aliran darah ke otak. Jika Anda merokok, berhenti sekarang juga. Jika Anda bukan perokok, hindari untuk memulai kebiasaan ini. Dengan berhenti merokok, Anda dapat menurunkan risiko terkena stroke.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk stroke. Pria sebaiknya membatasi konsumsi alkohol hingga dua gelas per hari, sedangkan wanita sebaiknya tidak lebih dari satu gelas per hari. Mengatur asupan alkohol dapat menjadi langkah preventif yang mudah dilakukan.
Jika Anda memiliki kondisi medis seperti penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, atau hipertensi, penting untuk mengontrolnya dengan cermat. Sebagaimana yang kita lihat dalam kasus Tio Pakusodewo, meskipun kondisi kesehatannya telah diperhatikan, stroke tetap bisa terjadi. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin dan pengelolaan kondisi medis secara tepat dapat mengurangi risiko.
* Cek Kadar Kolesterol: Pemeriksaan kolesterol setidaknya setiap 5 tahun sekali sangat disarankan untuk mengetahui apakah kadar kolesterol Anda dalam batas aman.
* Kontrol Tekanan Darah: Hipertensi atau tekanan darah tinggi biasanya tidak menunjukkan gejala, sehingga Anda perlu memeriksa tekanan darah secara rutin. Jika terdeteksi hipertensi, konsultasikan dengan dokter untuk perawatan yang tepat.
* Kontrol Diabetes: Jika Anda mengidap diabetes, penting untuk memonitor kadar gula darah secara teratur dan mengikuti petunjuk medis untuk pengelolaan penyakit ini.
* Pengobatan Penyakit Jantung: Jika Anda memiliki masalah jantung, seperti penyakit arteri koroner atau detak jantung tidak teratur, segera tangani dengan pengobatan yang tepat untuk mencegah stroke
Jika Anda sedang menjalani pengobatan untuk kondisi medis tertentu, seperti hipertensi atau kolesterol tinggi, pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter dengan cermat. Jangan pernah berhenti mengonsumsi obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.
(Kemas Irawan Nurrachman)