Malam sebelum Nyepi, masyarakat mengadakan pawai ogoh-ogoh, yaitu boneka raksasa berbentuk makhluk menyeramkan yang melambangkan roh jahat. Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol pembersihan dari energi negatif.
Pecalang, yaitu petugas keamanan adat Bali, berpatroli untuk memastikan bahwa semua orang menaati aturan Nyepi, termasuk wisatawan yang berada di Bali.
Karena suasana yang benar-benar hening tanpa gangguan, Nyepi menjadi momen yang sempurna bagi umat Hindu untuk bermeditasi, merenung, dan menyucikan diri secara spiritual.
Walaupun identik dengan Bali, perayaan Nyepi juga dilakukan oleh umat Hindu di berbagai daerah lain di Indonesia seperti Lombok, Jakarta, Sumatera, dan Kalimantan, meskipun skala keheningannya tidak seketat di Bali.
Nyepi menandai awal tahun dalam kalender Saka, yang berbeda dari kalender Masehi. Kalender ini berasal dari India dan telah digunakan sejak abad ke-1 Masehi.
Hari Raya Nyepi adalah salah satu perayaan unik di dunia yang mengajarkan pentingnya introspeksi, keseimbangan, dan harmoni dengan alam.
(Kemas Irawan Nurrachman)