Ketidakseimbangan zat kimia dalam otak, seperti serotonin dan norepinefrin, juga dikaitkan dengan gangguan kecemasan. Zat-zat kimia ini berperan penting dalam mengatur suasana hati dan emosi. Ketika keseimbangannya terganggu, dapat menyebabkan munculnya gejala kecemasan seperti perasaan cemas, khawatir, dan gelisah.
4. Kondisi Medis Lain
Beberapa kondisi medis tertentu, seperti penyakit tiroid, penyakit jantung, atau asma, dapat memicu gejala kecemasan. Gejala fisik yang timbul akibat kondisi medis ini dapat menyebabkan seseorang merasa cemas dan khawatir. Selain itu, penggunaan beberapa jenis obat-obatan juga dapat memicu atau memperburuk gejala kecemasan.
Bagaimana Mengatasi Gangguan Kecemasan?
Gangguan kecemasan dapat dikelola dan diatasi dengan berbagai cara. Kombinasi terapi, pengobatan, dan perubahan gaya hidup seringkali memberikan hasil yang efektif.
1. Terapi
Terapi merupakan salah satu pendekatan utama dalam mengatasi gangguan kecemasan. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis terapi yang paling umum digunakan. CBT membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif yang memicu kecemasan.
Terapis akan mengajarkan teknik-teknik relaksasi, manajemen stres, dan pemecahan masalah untuk membantu individu mengatasi kecemasan secara lebih efektif.
2. Obat-obatan
Obat-obatan seringkali digunakan sebagai bagian dari rencana pengobatan gangguan kecemasan. Jenis obat yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan gangguan kecemasan. Obat-obatan anti-ansietas dan antidepresan adalah jenis obat yang paling umum digunakan.