SEBUAH instalasi seni raksasa menjadi daya tarik pengunjung lokasi wisata Tanah Lot, Bali. Paus raksasa berwarna pink dengan tinggi 9 meter, lebar 12 meter dan panjang 30 meter begitu mencolok di tengah keindahan alam Pulau Dewata.
Instalasi yang dipasang awal Desember 2024 itu merupakan karya Arkiv Vilmansa, seniman kawakan dalam dunia fesyen dan seni kontemporer. Karya bertajuk Widya Sagara itu mencerminkan kedalaman potensi maritim Nusantara.
Proyek seni Arkiv dirancang untuk menampilkan karya seni rupa tiga dimensi dan ditempatkan di wilayah pantai untuk memberikan dampak pengalaman apresiasi seni dan membangun kesadaran budaya kritis dalam menjaga dan melestarikan lautan Nusantara, khususnya Bali secara atraktif dan interaktif.
Tanah Lot, yang dikenal dengan keindahan alamnya dan sebagai situs spiritual yang penuh makna ini pun dipilih sebagai lokasi untuk menampilkan karya ini. Hal ini juga menandai sejarah interaksi antara manusia dengan hewan paus di Tabanan yang terjadi beberapa waktu silam.
Selain instalasi paus raksasa, Widya Segara juga disertai dengan pertunjukan seni lokal yang memperkaya pengalaman budaya para pengunjung. Mulai dari pertunjukan budaya Bali serta pertunjukan lainnya. Event ini pun sekaligus bertepatan denganperayaan ulang tahun Kabupaten Tabanan.
Selain menyajikan sebuah karya seni yang indah, acara ini juga memberikan kesadaran mengenai masalah kerusakan laut dan pencemaran plastik yang memberi dampak negatif terhadap sektor pariwisata di Indonesia. Untuk itu, keterlibatan seniman yang peduli dengan lingkungan diharapkan bisa menggugah masyarakat untuk lebih menyayangi alamnya.
Direktur Galeri Zen1, Nicolaus Kuswanto mengaku merasa tergugah untuk menjembatani aspirasi dari Arkiv untuk mengangkat kekayaan laut Indonesia menjadi instalasi seni.
"Saya bertugas menjembatani apa yang menjadi aspirasi seniman Arkiv mengangkat tema biota laut. Di mana kekayaan laut Indonesia yang sudah terkenal, menarik dirinya untuk berkarya sesuai dengankeindahan laut Indonesia" tutur Nicolaus.
Menurutnya, para seniman harus menyadari pentingnya menjaga kelestarian biota laut yang mereka representasikan dalam karya seni. Hal ini menjadi sangat relevan dengan tema acara Widya Segara, yang berfokus pada pelestarian alam bawah laut.
“Arkiv sendiri mendapat inspirasi ini beberapa tahun lalu pada saat dia berada di pantai di luar negeri yang indah. Di situlah dirinya tersadar jika negaranya yaitu di Indonesia memiliki pantai-pantai yang lebih indah" lanjut Nico.
Instalasi seni raksasa ini dibantu E-Motion Entertainment yang memperluas jangkauan kreativitasnya ke dunia seni rupa. Kolaborasi denga Arkiv bertujuan untuk merayakan beragam keindahan yang dimiliki oleh seni, kebudayaan, dan alam di Indonesia.
“Dari awal usaha kami selalu mendukung industri kreatif anak Bangsa. Dari musik, film, dan sekarang kesenian menjadi kelanjutan komitmen kami memajukan industri kreatif Indonesia. Widya Segara adalah suatu gerakan yang membanggakan lewat karya seni dan instalasi yang membawa pesan untuk dunia dari Indonesia.” ujar CEO E-Motion, Arnold Jaguar Limasnax.
Arnold juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar bisa menjaga kelestarian alam laut Indonesia dengan berbagai cara, khususnya untuk para seniman lokal agar bisa memberikan pesan yang positif melalui karyanya.
”Cintai dan berbanggalah atas kekayaan alam laut Indonesia. Jagalah kelestarian alam lewat kesenian, pesan ini bisa tersebar luas. Kembangkan inspirasi kepada seniman lokal lain untuk berkarya dan eksplorasi dengan pesan yang positif,” tambah Arnold.
Sementara itu, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya mengapresiasi adanya instalasi seni tersebut. Terlebih lagi, karya seni itu membawa pesan penting tentang pelestarian lingkungan.
“Filosofi yang kita dapat dari sini bahwa kita di Bali, khususnya di Tabanan sangat mensakralkan paus ini, karena ketika ada paus warna pink karya seniman top dunia mengisyaratkan bahwa paus ‘ulam agung’ ini membawa pesan pelestarian alam lingkungan
yaitu sagara kerdeh. Jadi sagara kerthi kita menyucikan alam khususnya laut bagaimana paus ini membawa pesan bagaimana kita menjaga kelestarian laut alam biota kita khususnya yang ada di tabanan,” ucapnya.
Arkiv Vilmansa akan membawa karya lainnya ke berbagai lokasi indah. Pada bulan Desember 2024, pameran ini akan berpindah ke Locca Sea House di Badung, Bali, yang terkenal dengan suasananya yang tenang. Menariknya, pengunjung yang akan mendarat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, bisa melihat langsung sebuah kreasi seni tersebut.
Pada Februari 2025 nanti, Instalasi karya Arkiv lainnya juga akan ditampilkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini diharapkan menjadi momen penting dalam dunia seni Indonesia, yang tidak hanya menonjolkan kecantikan visual, tetapi juga menggugah kesadaran masyarakat akan keberagaman biota laut yang menarik.
(Qur'anul Hidayat)