BATIK menjadi salah satu fashion yang tak lekang oleh waktu. Apalagi UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia pada 2009. Tentunya hal ini menjadikan industri batik punya peran penting dalam perekonomian Indonesia.
Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor industri batik mencapai USD17,5 juta sepanjang 2023, sementara pada Semester I 2024 nilai ekspor batik sudah mencapai USD9,45 juta.
Perkembangan industri batik yang pesat tidak terlepas dari antusiasme masyarakat yang makin mencintai batik lokal hingga kemunculan berbagai brand lokal yang menghadirkan produk-produk inovatif dan berkualitas.
Salah satu merek yang kini berhasil menarik perhatian publik dan juga sudah berhasil melakukan ekspor adalah Dama Kara.
Nurdini Prihastiti, Founder dan Owner Dama Kara menjelaskan bahwa usaha itu didirikan pada 2020 di Bandung, Jawa Barat, di tengah pandemi Covid-19.
Nurdini mendirikan Dama Kara berdiri karena ingin mengubah persepsi bahwa pakaian batik hanya dikenakan sebagai pakaian formal di momen-momen tertentu saja.
“Dari fenomena tersebut, Dama Kara menciptakan karya sandang batik dengan model yang timeless dan motif yang simpel namun sarat makna agar pakaian batik bisa digunakan di momen apapun," ucap Nurdini.
Ia menambahkan, setelah beberapa bulan berjalan dan tren berbelanja online semakin meningkat, Dama Kara akhirnya mulai berjualan di marketplace yaitu Shopee. Produk-produk yang Dama Kara hadirkan pada saat itu yaitu pakaian ready to wear seperti one-set batik, outer batik, dan lain-lain.