Imunisasi untuk Pencegahan
Dari sisi standardisasi layanan kesehatan, Menkes Budi menambahkan, puskesmas memiliki peran penting dalam upaya promotif dan preventif. Implementasi upaya preventif terdiri dari imunisasi dan skrining.
“Imunisasi untuk mencegah supaya tidak sakit dan skrining untuk mendeteksi risiko penyakit. Imunisasi kita sudah bertambah dengan kehadiran tiga antigen baru, yakni vaksin HPV (human papillomavirus) untuk pencegahan kanker serviks,” tuturnya.
“Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) untuk pneumonia dan Rotavirus untuk mencegah diare. Vaksin pneumonia dan diare diberikan kepada seluruh balita. Lalu, untuk vaksin HPV diberikan kepada semua wanita," katanya.
Menurut Menkes Budi, pemberian vaksin HPV dilatarbelakangi melihat angka kejadian kasus kanker serviks di Indonesia. Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada wanita setelah kanker payudara.
“Kasus kanker serviks di Indonesia naik terus. Sekarang, sudah ada vaksinnya. Vaksin HPV untuk anak perempuan usia 11-12 tahun, kemudian naik untuk usia 15-16 tahun, akhirnya naik diberikan untuk usia 21 tahun. Diberikan vaksinnya buat anak-anak dan remaja, karena mereka bisa menjadi carrier (pembawa),” ujarnya.
Pemberian vaksin PCV dan Rotavirus juga didasari tingginya angka kematian balita akibat pneumonia dan diare. Padahal, sudah ada vaksin yang dapat mencegah dua penyakit tersebut.
“Vaksin HPV, PCV, dan Rotavirus disorot dunia. Indonesia akhirnya melakukan imunisasi dengan ketiga vaksin tersebut. Ini adalah program nasional yang sangat besar dan tentunya berkat keberhasilan kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi,” kata Menkes Budi.