Beberapa kolektor di Singapura merasa hype ini mungkin tidak akan berlangsung lama. Rachel Yohannan, editor majalah gaya hidup Time Out Singapore, yang mulai mengoleksi figur Pop Mart sejak 2021, merasa Labubu tidak sesuai dengan preferensinya yang lebih menyukai figur yang imut. Menurutnya, kehebohan ini akan segera mereda.
"Kami melihat banyak kolektor menjual patung lama mereka dengan harga diskon. Seri yang dulunya sangat dicari, sekarang sudah tak begitu diminati lagi," ucap Yohannan.
Leah Shannon Neubronner, seorang pembuat konten populer di kancah koleksi Pop Mart Singapura, juga yakin bahwa popularitas Labubu akan memudar seiring munculnya seri baru.
"Pop Mart merilis seri baru terlalu sering, jadi orang akan segera melupakan Labubu begitu ada yang lebih lucu atau didukung oleh selebritas lain," ucapnya lagi.
Menurut Neubronner, kesuksesan Labubu tak lepas dari pengaruh Lisa.
"Sekarang semua orang merasa Labubu itu lucu. Padahal sebelumnya, banyak yang menyebutnya jelek," ucapnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)