Di dalam buku panduan tersebut dibahas mengenai kesiapan masyarakat, pemantauan peringatan dini, kemampuan dalam merespons peringatan dini, hingga komitmen menjaga keberlangsungan dan kesiapan masyarakat.
“ISO yang telah lahir berangkat dari inisiasi Indonesia ini tentu harapannya mampu untuk mengurangi dampak mitigasi risiko dan akan mendorong tourism business continuity,” tuturnya.
Senada, Kepala Bidang Mitigasi Tsunami Samudera Hindia dan Pasifik BMKG, Suci Dewi Anugrah menyatakan, wilayah yang berpotensi gempa megathrust tidak hanya di Indonesia saja, namun negara lain seperti Jepang juga Hawaii. Karenanya harus disikapi dengan upaya mitigasi secara berkelanjutan.
"Pertama menyiapkan assesment, artinya kawasan wisata ataupun pengelola wisata mampu memahami potensi bahaya yang dapat melanda wilayahnya," kata Suci.