Infeksi dan iritasi ini, pada gilirannya, dapat memicu peradangan yang berpotensi menyebabkan vulvodynia. Namun, dr. Strasburg juga menekankan bahwa pakaian ketat atau penghilangan bulu bukanlah satu-satunya penyebab vulvodynia.
Banyak wanita yang mengalami kondisi ini juga memiliki masalah lain seperti gangguan otot dasar panggul atau kelainan genetik tertentu.
Oleh karena itu, pakaian ketat atau kebiasaan mencukur rambut kemaluan lebih mungkin menjadi faktor pemicu bagi mereka yang sudah rentan terhadap vulvodynia. Oleh karena itu, menjaga kebersihan vulva dengan cara yang sederhana yakni menghindari iritasi akibat penggunaan celana ketat yang terlalu sering menjadi langkah terbaik untuk mencegah atau mengurangi gejala vulvodynia.
jika Anda mengalami nyeri yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
(Leonardus Selwyn)