BEBERAPA wanita gemar menggunakan celana ketat untuk menunjang penampilannya. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini menyimpan bahaya bagi kesehatan?
Salah satu penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat dikaitkan dengan risiko vulvodynia. Ini adalah kondisi yang menyebabkan nyeri kronis pada area genital luar wanita. Sayangnya pencegahan vulvodynia mungkin tidak sesederhana mengganti celana ketat dengan jeans yang lebih longgar.
Apa Itu Vulvodynia?
Mengutip dari Healthessentials Selasa, (13/8/2024) Vulvodynia adalah kondisi medis yang ditandai dengan nyeri kronis pada vulva selama lebih dari tiga bulan. Rasa sakit yang dirasakan bisa bervariasi, mulai dari sensasi terbakar, menyengat, hingga nyeri berdenyut.
Nyeri ini dapat muncul secara acak atau sebagai respons terhadap sentuhan, dan bisa sangat melemahkan. Hingga saat ini, penyebab pasti vulvodynia belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli.
Hubungan Antara Pakaian Ketat dan Vulvodynia
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang sering mengenakan celana ketat memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami vulvodynia dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah memakainya. Studi ini melibatkan wanita berusia 18 hingga 40 tahun, baik yang sudah maupun belum mengalami vulvodynia.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa wanita yang rutin mencukur bulu di area di atas alat kelamin lebih rentan terhadap kondisi ini.
Peradangan dalam Vulvodynia
Dokter Kandungan, dr. Jessica Strasburg memberikan salah satu alasan mengapa pakaian ketat mungkin berkontribusi pada vulvodynia. Menurutnya pakaian ketat dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi jamur. Sementara itu, kebiasaan mencukur rambut kemaluan dapat menyebabkan iritasi kulit.