"Karena pengondisian dan desensitisasi, hubungan seks dengan pasangan mungkin tidak lagi memicu pelepasan dopamin yang cukup yang diperlukan untuk memproduksi dan mempertahankan ereksi. Hal ini juga karena p*rnografi diyakini mengubah sistem motivasi otak," tulis HealthMatch.
Meskipun kondisi ini masih menjadi topik perdebatan di kalangan para ahli, HealthMatch berpendapat bahwa peran konten porno patut dipertimbangkan. Terutama mengingat peningkatan tingkat disfungsi ereksi pada kaum muda.
Menurut situs tersebut, sekitar 30 juta pria di Amerika Serikat (AS) saat ini terkena DE. Sementara peningkatan tingkat disfungsi seksual pada pria di bawah usia 40 tahun telah membuat beberapa orang percaya bahwa pornografi internet dapat menjadi faktor penyebabnya.
Very Well Health melaporkan bahwa sekitar 40 persen kasus DE dianggap psikogenik. Ini berarti ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks karena faktor psikologis.
Jika seseorang mengalami kesulitan dalam mendapatkan atau mempertahankan ereksi, disarankan untuk mengevaluasi konsumsi konten porno. Jika perlu berkonsultasilah dengan ahli kesehatan mental atau dokter untuk mengidentifikasi potensi penyebab yang mendasarinya. Pilihan pengobatan untuk PIED diantaranya termasuk terapi bicara, teknik mindfulness, dan olahraga untuk mendukung pengurangan asupan konten dewasa.
(Leonardus Selwyn)