BELAKANGAN sempat ramai isu Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementerian mayoritas ogah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Banyak dari mereka para aparatur negara resah ketika tahu bakal 'dipaksa' hijrah. Alasannya pun berbagai macam.
Mulai dari skeptis atas iming-iming pemerintah, takut biaya hidup jadi lebih mahal, khawatir jauh dari keluarga, hingga fasilitas yang dinilai belum memadai.
Bahkan, baru-baru ini ramai alasan ASN ogah pindah ke IKN karena dinilai wilayahnya masih hutan, cuaca yang lebih panas, hingga dikaitkan dengan kentalnya ilmu hitam alias santet di tanah Borneo.
Menanggapi hal itu, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya berujar bahwa hal tersebut semata-mata hanya soal persepsi.
Ia menilai, masyarakat justru harus membangun persepsi yang positif. Ia lantas mencontohkan Banyuwangi. Daerah yang kerap dikenal sebagai 'Kota Santet' itu kini telah memiliki daya tarik wisata yang mendunia.
“Kita belajar ya dari Banyuwangi, terkenal sebagai Kota Santet, tapi nyatanya kan tidak. Ini kan persoalan persepsi. Jadi, kalau persoalan persepsi ya mari kita bangun yang positif,” ujar Nia dalam acara 'The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (12/8/2024)
“Dan di sini, perannya siapa? media sangat berperan. Jadi, saya mohon bantuan media untuk kemudian kita mengomunikasikan hal-hal positif dari IKN,” tambahnya.