Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Efek Negatif Strict Parenting, Salah Satunya ke Akademik Anak!

Pradita Ananda , Jurnalis-Kamis, 01 Agustus 2024 |13:30 WIB
5 Efek Negatif <i>Strict</i> <i>Parenting</i>, Salah Satunya ke Akademik Anak!
Efek Negatif Strict Parenting untuk Anak (Foto: Master1305/Freepik)
A
A
A

MENGASUH dan membesarkan anak adalah salah satu tanggung jawab yang paling sulit dan menantang. Dalam mengurus anak, masing-masing orang tua punya gaya mengasuh atau parenting sendiri-sendiri.

Ada tipe orang tua yang santai dan akrab bak sahabat seumuran, ada pula yang strict alias terlalu ketat dan cenderung sangat mengekang serta tegas kepada anak-anaknya dengan tujuan sang anak selalu patuh dan jangan sampai menempuh jalur hidup yang salah.

Beberapa orang tua mungkin lebih suka menjadi ayah dan ibu yang strict dalam mendidik anaknya.  Namun ketahuilah, bahwa di balik keunggulan yang ada dari pola asuh strict parents, ada pula efek negatif dari pola asuh yang ketat atau otoriter terhadap anak. Apa saja efek negatif tersebut? Melansir Psych Central, Kamis (1/8/2024) berikut lima efek negatif dari strict parenting menurut sains.

1.Prestasi akademik anak lebih rendah: Gaya pengasuhan anak yang otoriter, permisif, dan tidak terlibat telah dikaitkan secara negatif dengan kinerja anak di sekolah. Hal ini berbeda dengan pola asuh otoritatif, yang disebut berhubungan dengan tingkat prestasi akademik anak yang lebih tinggi.

2.Kepuasan hidup lebih rendah: Pola asuh otoriter bisa memengaruhi tingkat kepuasan hidup seseorang. Menurut penelitian dilakukan pada anak-anak di 10 negara di dunia,  yang mengeksplorasi hubungan antara kepuasan hidup dan gaya pengasuhan,  menemukan bahwa orang tua yang hanya menggunakan gaya otoriter mempunyai dampak negatif yang besar terhadap kepuasan hidup anak-anak.

 

Meningkatnya risiko kecemasan dan depresi: Para peneliti telah menemukan hubungan antara pola asuh strict parenting dengan dampak negatif kesehatan mental di berbagai negara, termasuk kecemasan dan depresi pada masa kanak-kanak.

3.Anak sulit mengambil keputusan: Menurut satu penelitian terhadap orang tua dengan kultur budaya Asia pada tahun 2006, anak-anak dengan orang tua yang terlalu tegas dan otoriter jadi punya harga diri yang lebih rendah alias rentan minder. Anak jadi bergantung pada orang lain untuk membangun kepercayaan dirinya sendiri, karena mereka terus-menerus meminta persetujuan orang tua.

4. Harga diri anak yang rendah ini pada akhirnya menyebabkan kesulitan dalam mengambil keputusan. Menurut penelitian pada 2020, kondisi ini mungkin ada hubungannya dengan kecenderungan pola asuh yang ketat dalam membesarkan anak-anak dengan empati dan penerimaan sosial yang lebih rendah dari teman sebayanya.

5.Tingkat intensitas konflik lebih tinggi:Anak-anak yang dibesarkan dengan beberapa aturan keras oleh strict parents, cenderung memberontak. Contohnya,  penelitian yang meneliti konflik antara remaja dan orang tua di China menemukan bahwa remaja melaporkan tingkat intensitas konflik yang lebih tinggi ketika orang tua mereka menggunakan gaya pengasuhan yang otoriter.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement