Meskipun bulu mata palsu berukuran kecil, namun pembuatannya tidak mudah. Proses produksi terdiri dari tujuh tahap yang terdiri dari sembilan karyawan. Dengan meningkatnya biaya tenaga kerja, Pingdu menghadapi persaingan yang semakin ketat baik di dalam maupun luar negeri. “Kami hanya dapat mempertahankan daya saing kami melalui inovasi,” kata Wang.
Setelah beberapa kali percobaan, tim inovasi menemukan bahwa bulu cerpelai tiruan merupakan bahan yang ideal untuk membuat bulu mata palsu karena lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan bulu cerpelai asli. “Produk baru ini telah diterima dengan baik di pasar Eropa dan Amerika. Rata-rata kami rilis setiap dua hingga tiga bulan sekali,” kata direktur
Selain itu, Pingdus merupakan kawasan industri dengan lini produksi bulu mata yang lengkap, sehingga membantu universitas menekan biaya untuk mengikuti perkembangan terkini di bidang teknologi dan teknologi peralatan dan mulai digunakan
"Berkat peralatan baru, efisiensi produksi telah meningkat lebih dari lima kali lipat," kata manajer umum bulu mata palsu Qingdao Beauty Network New Economy Industrial Park, Pan Xinyu.
Industri ini pun telah menciptakan lapangan kerja Pingdus bagi masyarakat setempat, khususnya perempuan. Saat ini, lebih dari 50.000 orang dari 1,37 juta penduduk kota terlibat dalam industri tersebut.
(Martin Bagya Kertiyasa)