GENERASI Z atau Gen Z memang kerap membuat dan berbagi konten, termasuk konten olahraga di berbagai platform media sosial. Banyak yang menyangka bahwa mereka melakukannya untuk flexing semata, apalagi baru-baru ini terungkap adanya joki Strava untuk lari.
Tapi, ternyata data berkata lain, hal ini terungkap dari survei “360:GenZ Data” yang dilakukan Kantar Indonesia terhadap 4.000 responden dari berbagai generasi, khususnya 1.200 responden Gen Z di lebih dari 40 kota di Indonesia. Dalam survei tersebut, konten itu bukan sekedar tampilan atau flex saja, tapi memang karakteristik Generasi Z yang merupakan digital native.
"Nah, yang terpenting dalam motivasi mereka memposting konten olahraga di media sosial adalah untuk menginspirasi orang lain. Karena awalnya mereka juga terinspirasi dari postingan temannya. Akhirnya mereka pun ikut dan ingin menginspirasi dengan hal tersebut, dan itu patut diapresiasi,” kata Direktur Kantar Indonesia Dwi Anggraeni seperti dilansir dari Antara.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kondisi dominan peserta penelitian, yaitu 64 persen Generasi Z, selalu mengunduh konten dari aktivitas sehari-hari, termasuk aktivitas olahraga. Secara khusus, penelitian ini menunjukkan bahwa 80 persen Gen Z menganggap kesehatan dan kebugaran mereka sebagai kunci kebahagiaan hidup.
Jadi, tidak mengherankan jika Gen Z mendapat skor 1,8 kali lebih baik dibandingkan pendahulunya, baik generasi Milenial maupun Gen X, dalam hal tetap aktif secara fisik.
Dari segi jenis olah raga, ternyata Generasi Z 1,9 kali lebih berminat pada olah raga outdoor seperti futsal, sepak bola, basket, dan olah raga lainnya dibandingkan generasi trending. Mereka diketahui 2,3 kali lebih tertarik pada olahraga populer tersebut dibandingkan Gen X.
Selain keinginannya akan inspirasi, Gen Z kerap mengunggah konten olahraga ke media sosial saat mereka mendokumentasikan setiap pencapaian baru.
“Salah satu responden mengaku masih ingat pertama kali berhasil menyelesaikan lari 5K, 10K, dan maraton pertama berkat postingan media sosial. Ada juga yang melihat kemajuannya sambil berdiri di atas kepala. Ia harus terjatuh beberapa kali. Ternyata hanya satu upaya yang berhasil. Jadi penerbitan konten itu sangat berpengaruh dan memotivasi mereka,” kata Dwi.
Tak berhenti sampai di situ, cara Gen Z mengunduh konten olahraga juga dipengaruhi oleh perasaan mereka yang merasa didukung oleh para pengikutnya, sehingga pada akhirnya mereka merasa lebih termotivasi untuk tetap bugar dan juga merasa bisa terhubung dengan komunitas yang ada. berbagi kepentingan yang sama.
(Martin Bagya Kertiyasa)