Seorang penumpang dilaporkan mengalami patah tulang dan luka di lengan, wajah, dan kaki. Penumpang itu diidentifikasi bernama Stevan. “Ada sekitar 30 orang terluka. Perasaan yang sangat mengerikan; kami pikir kami akan mati di sana, tapi syukurlah hal itu tidak terjadi,” tuturnya.
Sebenarnya, jarang sekali turbulensi menyebabkan cedera pada penerbangan dan bahkan lebih jarang lagi penumpang kehilangan nyawa sebagai akibatnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pesawat menghadapi turbulensi udara jernih yang parah setidaknya 790 kali per tahun, atau sekitar sekali setiap 11 jam.
(Rizka Diputra)