Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Niatnya Mau Makan Durian, Turis China Malah Disuntik Rabies

Janila Pinta , Jurnalis-Kamis, 27 Juni 2024 |10:50 WIB
Niatnya Mau Makan Durian, Turis China Malah Disuntik Rabies
Durian (Foto: Freepik)
A
A
A

TURIS China yang sedang melakukan perjalanan di Malaysia menuntut sebuah perkebunan durian setelah dirinya digigit anjing yang menyebabkannya terpaksa tinggal lebih lama di daerah tersebut untuk menyelesaikan perawatan intensif.

Melansir Asia One, pelancong yang menjadi korban gigitan anjing itu merupakan warga asli Liaoning, bernama Peng Huiyue (32). 

Peng awalnya mendatangi sebuah perkebunan di Penang dan telah membayar prasmanan untuk makan durian sepuasnya. Dia mengeluarkan biaya RM 40 atau sekitar Rp130 ribu per orang untuk mendaftar prasmanan tersebut setelah ia melihat iklan di Xiaohongshu pada 20 Juni 2024 lalu.

Setiba di lokasi pukul 14.00 bersama pengunjung wanita lainnya mereka kemudian diantar ke kebun oleh pemilik perkebunan tersebut. Belum sempat menikmati prasmanan durian yang direservasinya, nasib buruk lebih dulu menimpa Peng. 

"Saat akan mencuci tangan untuk bersiap menikmati durian, seekor anjing berlari ke arahku dan menggigit pahau sehingga membuat pakaianku robek," tulisnya dalam sebuah postingan di Xiaohongshu.

Setelah insiden tak terduga yang menimpanya itu, Peng langsung dibawa ke klinik oleh pemilik kebun. Ia mendapat dosis vaksin rabies dan diberitahu bahwa Peng harus tinggal di Penang selama satu bulan penuh untuk menyelesaikan lima vaksin berikutnya yang harus diterima sesuaj jadwal.

Mendengar keputusan itu, Peng geram bukan main dan mendesak biaya ganti rugi meliputi akomodasi tambahan yang harus dikeluarkan akibat kesialan yang dialaminya itu. “Tetapi dia (pemilik kebun) mengatakan bahwa dia hanya mampu membayar untuk vaksinasi rabies,” kata Peng kepada China Press.

“Yang lebih membuat saya kesal adalah dia mengutip contoh; 'Jika seorang pelanggan tertimpa durian yang jatuh, apakah saya harus memberikan kompensasi juga?'” keluh Peng.

Tak terima dengan keputusan sang pemilik kebun, Peng akhirnya menuntut yang bersangkutan dan melaporkannya ke kepolisian setempat. Di kantor polisi, Peng meminta pemilik perkebunan itu membayar kompensasi sebesar RM 3.000 (Rp9,8 juta) untuk biaya pengobatan, akomodasi, serta pakaiannya yang robek yang ia klaim merupakan pakaian baru.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement