KESEHATAN mental atau mental health menjadi salah satu hal penting masyarakat urban saat ini. Banyak faktor yang memengaruhi seseorang memiliki kesejahteraan hidup yang baik, termasuk memiliki lingkungan rumah yang positif.
Ya, lingkungan rumah yang positif dianggap dapat menjamin kesehatan mental terjaga. Poin itu juga menjadi satu hal mendasar seseorang dalam memilih lokasi tempat tinggal. Menjadi pertanyaan sekarang, lingkungan rumah yang positif itu seperti apa? Apakah tinggal di perkotaan riskan memicu masalah mental health?
Satu studi menarik dirilis oleh Kaukus Keswa dalam laporan Bintaro Jaya memberikan data, di zaman modern ini, prevalensi kecemasan atau anxiety meningkat sebesar 16 persen, sementara depresi sebesar 17,1 persen. Risiko terjadinya gangguan mental ini pada umumnya lebih tinggi di wilayah perkotaan.
"Wilayah perkotaan dianggap sebagai lokasi terjadinya kemacetan, polusi, tekanan pekerjaan, biaya hidup yang meningkat, dan hal lainnya," tutur laporan tersebut, dikutip MNC Portal, Jumat (7/6/2024).
"Masalah itu dialami masyarakat perkotaan, terutama di Jakarta yang berdampak pada meningkatnya angka gangguan kesehatan mental," katanya.
Di sisi lain, wilayah yang memperhatikan kesejahteraan mental seperti menghadirkan kawasan hijau yang banyak, fasilitas berkualitas sehingga kebahagiaan dan kesejahteraan tercukupi, dianggap dapat menekan angka gangguan kesehatan mental dari lingkup yang terkecil.

"Wilayah tempat tinggal yang menerapkan konsep compact, comfort, care, dan cool menjadi salah satu faktor yang dapat menjamin mental health terjaga, karena lingkungan tempat tinggal benar-benar terasa seperti rumah," tulisnya.
Sementara itu, Henky Wijaya selaku Wakil Direktur Utama PT Jaya Real Property Tbk mengatakan bahwa wilayah hunian yang banyak area hijau menjadi salah satu faktor seseorang mencari tempat tinggal.
"Area hijau yang sangat terbuka dan asri serta rindang menjadi salah satu sumber kebahagiaan dan sukacita dan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan angka kebahagiaan keluarga," ujar Henky.
Perlu Anda ketahui, tinggal di wilayah urban dengan 'green area' yang luas dapat menjadi salah satu solusi terbaik. Terlebih kota itu kecil dan tidak penuh sesak. Satu penelitian kebahagiaan di Vancouver School of Economics dan McGill University pernah menerbitkan hasil studi tentang geografi kesejahteraan di Kanada.
Para peneliti mengumpulkan 400.000 tanggapan melalui survei. Dari studi itu diketahui bahwa ada hubungan yang mencolok antara kepadatan penduduk dengan kebahagiaan.
"Hidup di daerah perkotaan jauh lebih tidak membahagiakan," tulis kesimpulan studinya, dikutip dari laman resmi World Economic Forum.