PASUKAN zionis Israel kembali melancarkan serangan darat ke Kota Rafah yang berada di Jalur Gaza. Kawasan itu dikenal padat penduduk.
Kampanye 'All Eyes On Rafah' atau yang berarti 'Semua Mata Tertuju pada Rafah' itu telah menggema selama beberapa waktu terakhir hingga ramai di media sosial dan terus meningkat khususnya di Eropa Barat, Australia, dan India.
Para aktivis dan kelompok peduli kemanusiaan secara rutin menyerukan kampanye tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap Kota Rafah yang menjadi tempat orang-orang berlindung setelah pertempuran sengit menghancurkan tempat-tempat lain di Gaza, demikian menyitir Forbes.
'All Eyes On Rafah' ini tampaknya berasal dari komentar Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia, Rick Peeperkorn pada Februari lalu.
Kehancuran Kota Rafah (Foto: Head Topics)
Kalimat itu disampaikan beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu membuat rencana evakuasi ke kota tersebut dan berencana melenyapkan kota yang dianggap sebagai benteng terakhir kelompok Hamas oleh Netanyahu.
Kalimat itu bermaksud untuk mengingatkan setiap orang untuk terus memberikan perhatian lebih kepada apa yang terjadi di Rafah, di mana kota tersebut menampung sebanyak 1,4 juta orang yang berlindung dari serangan jahat Israel di Gaza yang terus dilancarkan meski di sana banyak masyarakat sipil.
'All Eyes On Rafah' semakin menggema setelah sebagian besar organisasi dan kelompok lobi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice Peace, dan Palestine Solidarity Campaign ikut serta menyerukan slogan tersebut. Kalimat ini menghiasi seruan pada protes yang terjadi di Paris, London, Belanda, New York, Los Angeles, dan sekitarnya.